JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi I perdagangan hari Senin (18/11), atau saat jeda makan siang terpantau mengalami pelemahan sebesar 14,4 poin atau sekitar 0,2 persen ke level 7.146,7.
Sepanjang sesi, IHSG bergerak dalam kisaran 7.128 hingga 7.174. Mayoritas sektor saham menunjukkan pelemahan, dengan sektor teknologi menjadi yang paling terdampak.
Aktivitas perdagangan pada sesi ini mencatatkan total volume transaksi sebanyak 11,2 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp5,14 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 647.566 kali transaksi.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 206 saham menguat, 367 melemah, sementara 206 lainnya tidak mengalami perubahan.
Pada sesi ini, saham-saham unggulan menunjukkan penurunan yang signifikan. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan bahwa indeks LQ45 melemah 0,3 persen.
Sementara untuk indeks Investor33 turun lebih dalam sebesar 0,6 persen. Sebaliknya, Jakarta Islamic Index (JII) justru mengalami peningkatan 0,7 persen.
Dari sisi sektor, mayoritas sektor saham melemah. Penurunan paling tajam dialami oleh sektor teknologi, yang jatuh sebesar 1 persen. Sektor properti turun 0,7 persen, diikuti oleh sektor keuangan (0,5 persen), sektor infrastruktur (0,4 persen), dan sektor kesehatan (0,4 persen).
Namun, ada sektor-sektor yang mencatatkan penguatan. Sektor barang konsumsi non-primer memimpin kenaikan dengan penguatan sebesar 1,1 persen, diikuti sektor barang baku yang naik 0,9 persen, sektor transportasi meningkat 0,4 persen, dan sektor barang konsumsi primer tumbuh tipis 0,09 persen.
Di sisi lain, pergerakan indeks saham di kawasan Asia menunjukkan hasil yang bervariasi. Indeks Shanghai Composite (China) melonjak 1,2 persen, diikuti Hang Seng (Hong Kong) yang naik 1,1 persen. Sebaliknya, indeks Nikkei (Jepang) turun 0,9 persen dan Straits Times (Singapura) melemah 0,08 persen.
Pelemahan IHSG hari ini mencerminkan tekanan pada sektor-sektor tertentu, khususnya teknologi, yang cukup signifikan dalam membebani pergerakan indeks. Sementara itu, penguatan di sektor-sektor tertentu memberikan sedikit optimisme di tengah kondisi pasar yang cenderung menurun.