HOLOPIS.COM, JAKARTA – “Perlukah Anda mencuci vagina (dengan sabun)?” “Apakah berhubungan seks bikin vagina lebih ‘longgar’?” atau “Apakah ada yang salah dengan vagina saya jika tak pernah orgasme melalui penetrasi?”

Itulah beberapa pertanyaan mengenai vagina yang kerap ‘melayang-layang’ di pikiran sebagian besar wanita, mungkin Anda salah satunya. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai pertanyaan di atas dan fakta dibalik mitos seputar vagina.

Vagina merupakan seluruh area genital wanita

SALAH

“Kata ‘vagina’ hanya mengacu pada bagian internal tertentu: saluran otot yang menuju ke leher rahim. Bagian luarnya, termasuk labia (atau bibir) dan klitoris, disebut vulva,” kata Zoe Williams, direktur di Vagina Museum.

Hasil survei YouGov tahun 2019 juga menyatakan hal yang sama. Bahwa ada sekitar 45% wanita yang tidak dapat memberi penjelasan mengenai vagina secara akurat.

Tampon bisa hilang di dalam vagina

SALAH

Penggunaan tampon di Indonesia memang tidak umum. Tapi di negara lain, seperti Amerika Serikat, para wanitanya biasa menggunakan jenis pembalut ini.

“Ini adalah ketakutan yang umum, namun leher rahim berada di bagian atas vagina dan hanya memiliki lubang kecil, sehingga tampon tidak dapat melewatinya,” jelas Dr Shazia Malik, konsultan dokter kandungan dan ginekolog di Portland Hospital, London.

Vagina sebaiknya dibersihkan dengan sabun

SALAH

“Membasuh area vulva dengan air memang baik, tetapi kita tidak perlu membersihkan bagian dalam vagina,” kata fisioterapis kesehatan panggul dan penulis Strong Foundations: Why Pelvic Health Matters Clare Bourne.

“Vagina adalah bagian anatomi unik yang mampu membersihkan diri dan menjaga keseimbangan pH yang sehat,” terang Dr Shazia.

Tingkat keasaman vagina antara 3,8 dan 4,5, di mana tingkat keasaman ini mirip dengan jeruk. “Menggunakan sabun justru dapat mengganggu keseimbangan vagina dan menyebabkan vaginitis, bakterial vaginosis (BV), dan infeksi jamur,” tambah Dr Shazia lagi.

Keputihan menandakan ada yang salah dengan vagina Anda

SALAH

Ashfaq Khan, konsultan dokter kandungan dan ginekolog Harley Street Gynaecology, menjelaskan, keputihan justru merupakan tanda bahwa vagina sedang melakukan tugasnya, yakni mencegah dan melawan infeksi.

Ia menerangkan, keluarnya cairan bening berlendir atau berwarna putih di tengah siklus menstruasi itu justru sesuatu yang normal. Tapi jika cairan yang keluar berubah warna, bau, dan atau bertekstur, tandanya ada infeksi pada vagina.

“Jika warnanya sangat putih atau abu-abu dan bau amis, bisa jadi itu tanda adanya bakterial vaginosis. Jika keputihan berwarna hijau atau kuning, kemungkinan infeksi menular seksual (IMS) seperti trikomoniasis atau gonore. Dan jika cairan bercampur dengan darah, perlu diselidiki lebih lanjut lagi,” ujar Ashfag.

Vulva yang normal adalah yang terselip dan rapi

SALAH

“Saya sudah mengamati vagina selama 27 tahun dan yang masuk ke dalam adalah yang paling jarang ditemukan,” kata Whelihan, pengamat vagina dan sudah mempelajari sekitar 5.000 vulva setiap tahunnya.

“Keberagaman adalah hal yang lumrah. Vulva sama uniknya dengan wajah seseorang,” kata dokter estetika Dr Shirin Lakhani. Ia juga menerangkan, “Beberapa labia minora [bibir bagian dalam] mungkin melampaui labia mayora [bibir luar], sementara yang lain mungkin tidak. Keduanya normal dan sebagian besar ditentukan oleh genetika dan fisiologi individu.”

Berhubungan seks bikin vagina longgar dan labia lebih panjang

SALAH

“Vagina adalah organ elastis yang mampu meregang untuk menampung kepala bayi, jadi benda sekecil penis tidak akan membuatnya kendur,” terang kata Zoe Williams. Dr Shirin sangat setuju dengan Zoe. Katanya, “Seks tidak menyebabkan perubahan permanen pada vagina atau labia. Keduanya akan kembali ke bentuk semula setelah aktivitas seksual.”

Vagina lebih higienis tanpa bulu kemaluan

SALAH

Pada dasarnya, bulu kemaluan bertugas menjebak keringat, bakteri, dan minyak agar tidak masuk ke dalam vagina. “Menghilangkan bulu kemaluan adalah pilihan pribadi dan bukan kebutuhan medis,” kata Sachchidananda Maiti, konsultan ginekolog dan dokter kandungan di Pall Mall Medical dan dosen senior di sekolah kedokteran Manchester University.

Vagina akan ‘basah’ jika Anda sedang bergairah

SALAH

Seperti halnya bagian dalam mulut, jaringan vagina juga memiliki selaput lendir. Yang artinya, vagina selalu lembab.

“Vagina memiliki kelenjar Bartholin di bagian lubangnya yang aktif saat bergairah dan memberi pelumas ekstra,” ujar dokter kandungan dan ginekolog Dr Maureen Whelihan. Kelenjar ini bisa mengering karena usia, menopause (menurunnya hormon estrogen), infeksi vagina serta dampak obat-obatan seperti antihistamin.

Ada yang salah dengan vagina jika Anda tak pernah orgasme melalui penetrasi

SALAH

“Kebanyakan wanita butuh rangsangan klitoris untuk mencapai klimaks. Dan sebagian besar dari mereka tidak bisa mengalami orgasme hanya melalui penetrasi vagina,” terang Nicole Prause, ahli psikofisiologi seksual dan pendiri perusahaan bioteknologi seksual Liberos.

Ya, menurut penelitian, hanya 18% wanita saja yang dapat orgasme melalui penetrasi. Dr Maureen menjelaskan, orgasme vagina mungkin terjadi jika jarak antara klitoris dan lubang vagina kurang dari 2 cm. “Jika lebih dari itu, kemungkinan orgasme vagina tidak akan pernah terjadi.”

Itulah beberapa mitos atau anggapan yang salah mengenai vagina. Semoga Anda tercerahkan dengan artikel ini.