HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa sebanyak hampir 70% korban meninggal dunia pasca perang Gaza adalah perempuan dan anak-anak. PBB mengatakan mereka sudah menganalisis pembunuhan selama 11 bulan pertama konflik Israel-Hamas di Palestina.

Dari analisis itu, ditemukan bahwa dari 8.119 korban, 2.036 di antaranya adalah perempuan dan 3.588 merupakan anak-anak.

“Tingkat pembunuhan dan cedera warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah konsekuensi langsung dari kegagalan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional,” demikian disampaikan oleh Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk, dikutip Holopis.com, Selasa (12/11).

Sementara itu, jumlah kematian tertinggi terjadi pada anak-anak berusia antara lima dan Sembilan tahun, kemudian diikuti anak-anak berusia 10-14 tahun. Lalu bayi berusia sampai 4 tahun.

Sejauh ini, korban termuda yang kematiannya diverifikasi oleh PBB adalah seorang anak laki-laki yang berusia satu hari.

Sementara itu korban tertua adalah seorang perempuan berusia 97 tahun.

Israel Bantah Membunuh Semena-mena

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka sudah berfungsi untuk meminimalisir kerugian terhadap masyarakat terutama perempuan dan anak-anak.

“Setiap aksi militer dilakukan sesuai dengan prinsip pembedaan dan proporsionalitas, dan didahului dengan penilaian cermat, terhadap potensi kerugian sipil,” kata IDF.

Terlepas dari kritikan banyak pihak, IDF mengklaim bahwa mereka mematuhi hukum internasional.

“IDF berkomitmen untuk mematuhi kewajiban hukum internasional dan beroperasi berdasarkan hukum konflik bersenjata,” jelas mereka.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan saat ini sebanyak 44.400 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel, dan ribuan lainnya masih tertimbun di tanah serta terancam terkena penyakit.