HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2028-2029. Target ini dipandang realistis mengingat Indonesia pernah mengalami angka pertumbuhan ekonomi mencapai 8,2% pada tahun 1995.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto lantas menuturkan, bahwa pertumbuhan ekonomi 8% itu dapat tercapai dengan didorong sektor-sektor utama seperti manufaktur (termasuk hilirisasi), industri otomotif, konstruksi, jasa, dan investasi.
Hal itu sebagaimana disampaikan Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
“Oleh karena itu, apa yang harus kita dorong, yaitu sektornya tetap, konsumsi harus kita jaga, investasi harus tumbuh sekitar 10 persen, dan ekspor tumbuh 9 persen,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Minggu (10/11).
Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan terkait transisi energi ke arah energi hijau atau green energy. Dimana, kata dia, Presiden Prabowo Subianto menegaskan, bahwa Indonesia harus bisa menjadi produsen green energy tertinggi.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Triwulan III-2024, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 4,95% secara tahunan (yoy) dan 5,03% secara kuartalan (ctc).
Wilayah Jawa, terang Airlangga, menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ini, dengan kontribusi mencapai 56,84% yang terutama berasal dari sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
Selain itu, tercatat ada 15 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi di atas angka rata-rata nasional pada Triwulan III-2024. Provinsi Papua Barat dan Sulawesi Tengah mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, masing-masing sebesar 19,56% dan 9,08%, didorong oleh hilirisasi di sektor industri pengolahan dan pertambangan.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa industrialisasi dan hilirisasi dapat mendorong kemajuan ekonomi. Hal ini juga yang membuat Presiden yakin bahwa kita bisa mencapai pertumbuhan 8%,” jelas Menko Airlangga.
Namun, di sisi lain, ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah masih menjadi masalah. Data menunjukkan bahwa 10 kabupaten/kota dengan pendapatan per kapita tertinggi mencatatkan angka mencapai USD33.267, sementara 10 kabupaten/kota dengan pendapatan terendah hanya mencatatkan USD658.
Oleh karena itu, selain memperhatikan PDRB per kapita, pemerintah daerah juga perlu memastikan kualitas pertumbuhan yang lebih merata dengan fokus pada pengurangan tingkat kemiskinan dan rasio gini yang rendah, sebagaimana dicontohkan oleh Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur yang memiliki PDRB per kapita tinggi, namun dengan tingkat kemiskinan yang rendah.
Airlangga juga mengingatkan pemerintah daerah untuk terus mengendalikan inflasi, khususnya yang terkait dengan harga pangan volatile (volatile food/VF), agar inflasi tahun 2024 tetap terjaga di bawah 5%. Ia juga mengingatkan potensi lonjakan inflasi menjelang hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru, yang perlu diantisipasi dengan kebijakan yang tepat.
Dalam penutupannya, Airlangga menyampaikan beberapa kebijakan untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain dengan mempercepat hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai motor penggerak pertumbuhan, menurunkan nilai ICOR (Incremental Capital Output Ratio) melalui optimalisasi infrastruktur yang ada, serta memperbaiki akses dan konektivitas.
Di samping itu, ia menekankan pentingnya menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan vokasi, termasuk program upskilling dan reskilling bagi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Menko Airlangga juga mengingatkan kepala daerah untuk senantiasa memperhatikan inflasi agar tetap terjaga, menjelang hari besar nasional seperti natal dan tahun baru. Ia juga mengingatkan terkait program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM.
“Tentu saya ingatkan Pemerintah punya program kredit usaha rakyat. Nah ini mohon Kepala Daerah, Bupati, Gubernur untuk mendorong agar UMKM-nya bisa berdaya,” pungkas Menko Airlangga.