HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyambut gembira kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II-2024 yang masih mampu tumbuh 4,95 persen.
Menurut Sri Mulyani kinerja perekonomian ini paling banyak didukung oleh konsumsi rumah tangga dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur dari sisi produksi yang meningkat.
“Kemarin BPS telah menyampaikan kuartal dari perekonomian kita, growth-nya 4,95%,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, yang dikutip Holopis.com, Sabtu (9/11).
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang menopang pertumbuhan ekonomi tercatat tumbuh 4,91 persen. Namun angka tersebut terpaut sangat tipis dengan dengan angka pada kuartal ll/2024 sebesar 4,9 persen.
Secara terperinci, menkeu menambahkan, pertumbuhan konsumsi ini didorong oleh 3 faktor, yaitu peningkatan mobilitas masyarakat, terjaganya permintaan domestik, dan inflasi yang terkendali pada level 1,7 persen.
Selanjutnya, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh lebih kuat dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal llI/2024, pertumbuhan PMTB mencapai 5,15 persen. Sedangkan pada kuartal sebelumnya bertumbuh sebesar 4,4 persen.
Menurut Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga dan PMTB berkontribusi sebesar lebih dari 80 persen terhadap PDB. Hal ini menandakan underlying perekonomian Indonesia masih kuat.
“Untuk dua hal ini, konsumsi rumah tangga dan PMTB, sudah menjelaskan lebih dari 80 persen dari GDP kita, jadi kalau kita lihat underlying kita masih kuat,” ujarnya.
Kemudian, pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah bertumbuh 4,62 persen, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) bertumbuh 11,69 persen, ekspor tumbuh 9,09 persen, dan impor naik 11,47 persen.
Selanjutnya, apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi produksi, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan sebesar 4,72 persen. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya dengan capaian 3,95 persen.
Pertumbuhan ini ditopang kuatnya permintaan domestik, permintaan luar negeri, dan industri yang berbasis hilirisasi.
Sementara itu, jika dilihat per sektor, pertumbuhan sektor pertanian tercatat sebesar 1,69 persen, perdagangan 4,82 persen, konstruksi bertumbuh 7,48 persen, pertambangan 3,46 persen, dan transportasi naik 8,64 persen.