HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bupati Indramayu Nina Agustina merasa kesal dalam sebuah video viral, dan memaki sejumlah warga yang diduga memberikan gestur nomor dua, nomor urut Calon Bupati Lucky Hakim. Nina terlihat tak kuasa menaham emosi dan memaki warga sekitar.
Nina mengklaim bahwa kejadian ini ternyata bukanlah kejadian pertama. Ia mengaku sempat beberapa kali diam saat diteriaki warga dengan sebutan nomor ‘dua’.
“Ini kejadian bukan yang pertama kali. Pertama saat saya ke Terisi, ada beberapa motor yang teriak dua dua dua, kita masih diam. Yang kedua itu di Gabus, itu malam patwal sudah lewat tiba-tiba ada yang nyebrang ke jondol langsung ambil gambar Lucky,” kata Nina, dikutip Holopis.com, Minggu (3/11).
Nina mengatakan momen di video viral tersebut adalah caranya untuk memberikan pelajaran. Ia juga mengakui mengatakan secara lantang bahwa ayahnya adalah Da’i Bachtiar yang merupakan mantan kapolri.
“Saya tanya maksudnya apa, saya juga bilang saya anaknya Da’I Bachtiar (mantan kapolri), yang kedua saya masih Bupati Indramayu, SK saya sampai 2026,” katanya.
Nina Agustina Merasa Lucky Hakim Sentimen Kepadanya
Ia juga merasa bahwa Lucky Hakim memiliki sentiment khusus terhadap dirinya. Ia meminta agar Lucky langsugn berhadapan dengannya dan jangan memprovokasi warga Indramayu.
“Kalau urusan pribadi, timsesnya tolong biarkan Lucky yang bicara ke saya, Lucky please jangan provokasi warga Indramayu,” kata Nina.
Lucky Duga Masyarakat Salah Kenali Mobil
Lucky kemudian menilai bahwa kejadian ini kemungkinan besar adalah hasil dari keluguan masyarakat, di mana ia tidak bisa membedakan mana mobil Lucky Hakim, dan juga bupati yang masih menjabat.
“Karena kita keliling bersama, jadi banyak masyarakat berpikir itu mobil saya, jadi begini (gestur) angka dua. Lucky Hakim nomor dua nomor dua, ternyata itu mobil bupati yang nomornya 3,” kata Lucky sambil tersenyum.
Lucky Hakim kemudian mendeskripsikan situasi di mana Nina membentak warga dan mengerubungi mereka dengan pria pria tertubuh tegap. Ditunjukkan pula dalam video bahwa Nina meminta KTP para warga di sana dan mengancam untuk membawa mereka ke kantor polisi. Lucky menyayangkan sikap Nina yang ia nilai sudah membully warga.