HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia membuka peluang untuk mengimpor minyak dan gandum dari negara-negara anggota BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Pernyataan ini disampaikan Airlangga sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai manfaat keanggotaan Indonesia di BRICS.

Dia awalnya membahas tentang proses finalisasi perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA atau IEAEU-FTA), yang diharapkan dapat selesai pada kuartal pertama tahun 2025.

“Kalau itu berarti market terbuka. Jadi bukan hanya itu tetapi juga untuk gandum dan untuk yang lain,” ungkap Airlangga di kantornya, pada Jumat (1/11).

Di sisi lain, Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana menyatakan, bahwa bergabung dengan BRICS akan membawa berbagai manfaat bagi Indonesia.

“Menurut saya bagus juga Indonesia bergabung dgn BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD,” kata Hikmahanto.

Dia menjelaskan bahwa dengan bergabung, Indonesia dapat menjaga keseimbangan antara negara-negara OECD dan BRICS, sehingga kepentingan nasional Indonesia dapat terjaga.

Hikmahanto berpendapat bahwa pemerintah Indonesia mungkin melihat OECD tidak sekuat dahulu, sehingga penting untuk masuk ke BRICS yang memiliki potensi pasar yang besar.

“Belum lagi Indonesia menjadi importir besar BBM yang disuling. Nah AS kan tidak membolehkan Indonesia untuk membeli (minyak) dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina. Padahal Rusia diembargo oleh negara-negara OECD, maka mereka tidak punya pembeli dan bersedia untuk menjual dengan murah,” jelasnya.

“Kalau kita di BRICS kendala seperti ini tidak ada. Belum lagi dunia saat ini kan punya ketergantungan pada dolar AS. Sementara BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dolar AS,” tambahnya.