HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi mengalami deflasi selama dua bulan berturut-turut, didorong oleh penurunan harga yang diterapkan PT Pertamina (Persero).

“Untuk komoditas bensin sudah mengalami deflasi selama 2 bulan berturut-turut,” Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers rilis berita statistik, Jumat (1/11).

Menurut Winny, sapaan akrab Amalia, hal ini seiring dengan penyesuaian harga BBM dan subsidi yang dilakukan oleh Pertamina dan sejalan dengan tren penurunan harga minyak di pasar global.

Selain itu, kelompok transportasi mencatat deflasi dengan kontribusi sebesar 0,06 persen terhadap total deflasi pada Oktober 2024. Deflasi ini turut meredam laju inflasi bulan tersebut.

BPS mencatat bahwa bensin dan tarif angkutan udara merupakan dua komoditas utama yang mendorong deflasi dalam kelompok transportasi, dengan masing-masing andil deflasi sebesar 0,06 persen dan 0,01 persen.

Sebagai informasi, Pertamina memang menurunkan harga BBM non-subsidi pada bulan September dan Oktober 2024.

Jenis BBM non-subsidi yang mengalami penurunan harga di antaranya adalah Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Adapun secara umum, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2024 mencapai angka 0,08 persen month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan 1,71 persen year on year (yoy).

Kemudian secara wilayah, 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sementara 10 lainnya mencatatkan deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,05 persen,” tutur Amalia.