HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hedonic treadmill, yang juga dikenal sebagai hedonic adaptation, adalah konsep psikologi yang menggambarkan kecenderungan manusia untuk kembali ke tingkat kebahagiaan dasar atau normal setelah mengalami perubahan besar dalam hidup, baik positif maupun negatif.

Fenomena ini menjelaskan mengapa kepuasan yang diperoleh dari pencapaian atau kepemilikan baru seringkali hanya bersifat sementara.

Bagaimana Hedonic Treadmill Bekerja?

Bayangkan seseorang membeli mobil baru dengan harapan bahwa hal itu akan membuatnya lebih bahagia. Pada awalnya, ia mungkin merasa sangat puas dan senang. Namun, seiring waktu, rasa kebahagiaan itu berkurang, dan orang tersebut kembali ke tingkat kebahagiaan sebelumnya.

Dalam siklus ini, kebutuhan dan keinginan baru muncul, sehingga ia merasa harus mencapai lebih banyak untuk kembali merasa bahagia. Inilah inti dari hedonic treadmill: kebahagiaan kita berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi kembali ke “baseline” atau titik awal dalam jangka panjang.

Faktor ini dapat berlaku tidak hanya pada hal-hal materi seperti mobil atau gaji lebih tinggi, tetapi juga pada peristiwa kehidupan besar seperti promosi atau pernikahan.

Menurut riset, baik peristiwa positif maupun negatif cenderung hanya memberikan dampak sementara pada kebahagiaan seseorang, karena adaptasi manusia yang cepat terhadap kondisi baru.

Mengapa Fenomena Ini Penting?

Hedonic treadmill mengingatkan bahwa memperoleh lebih banyak hal tidak selalu menghasilkan kebahagiaan yang berkelanjutan. Studi menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, tambahan materi atau pencapaian hanya memberikan sedikit peningkatan dalam kebahagiaan secara keseluruhan.

Ini berkaitan dengan kecenderungan manusia untuk selalu mencari sesuatu yang lebih baik, seolah-olah “berlari di atas treadmill” yang tidak pernah benar-benar membawa kita lebih jauh dari posisi awal.

Cara Mengatasi Hedonic Treadmill

  • Latihan Bersyukur: Mempraktikkan rasa syukur dapat membantu memperlambat adaptasi hedonic dengan meningkatkan apresiasi terhadap apa yang sudah dimiliki, mengurangi dorongan untuk selalu mencari sesuatu yang baru.
  • Mindfulness dan Kehadiran Penuh: Berfokus pada momen saat ini membantu meningkatkan rasa puas dan mengurangi ketergantungan pada pencapaian eksternal untuk merasa bahagia.
  • Mengejar Eudaimonia: Kebahagiaan yang berasal dari aktivitas bermakna dan hubungan sosial—seperti membantu orang lain atau mengejar tujuan hidup yang lebih besar—cenderung lebih bertahan lama dibandingkan kebahagiaan dari kesenangan sesaat (hedonisme).
  • Bangun Relasi Sosial yang Kuat: Hubungan yang mendalam dengan keluarga atau teman terbukti memberikan kepuasan jangka panjang, karena kebahagiaan dari relasi manusia lebih tahan terhadap efek adaptasi hedonic.

Implikasi Hedonic Treadmill dalam Kehidupan Modern

Kecenderungan ini sering diperkuat oleh budaya konsumerisme, yang mendorong individu untuk selalu menginginkan lebih banyak barang atau pencapaian demi mengejar kebahagiaan.

Pemahaman tentang hedonic treadmill penting untuk membantu kita keluar dari jebakan ini dan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna dalam hidup, seperti pertumbuhan pribadi, layanan sosial, dan apresiasi terhadap apa yang sudah ada.

Dengan menyadari dan mengelola efek hedonic treadmill, kita dapat menemukan cara untuk menikmati kebahagiaan yang lebih stabil dan bermakna, bahkan di tengah tantangan hidup.