HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bahlil Lahadalia, merupakan tokoh asal Papua yang lahir pada 7 Agustus 1976. Bahlil yang dikenal sebagai seorang pengusaha, investor, dan politikus, kini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dengan latar belakang karier yang penuh warna mulai dari dunia usaha hingga perpolitikan nasional, Bahlil dilantik sebagai Menteri ESDM di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada 21 Oktober 2024.
Namun sebelumnya, Bahlil telah menjabat sebagai Menteri ESDM di era kepemimpinan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Ia dilantik Jokowi pada 19 Agustus 2024.
Selain itu, Ia juga resmi diangkat sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) pada 21 Agustus 2024 melalui Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar ke XXI.
Latar Belakang Pendidikan
Bahlil lahir dan besar di Fakfak, Papua, dan memulai pendidikannya di SD Negeri 1 Fakfak, SMP Negeri 1 Fakfak, hingga SMA YAPIS Fakfak.
Usai menamatkan pendidikan menengahnya, ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay di Jayapura.
Namun, pendidikannya tertunda karena ia turut terlibat dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998, sehingga ia baru lulus pada usia 26 tahun.
Bahlil juga aktif dalam organisasi mahasiswa, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar HMI.
Semangat belajarnya yang tinggi membuatnya melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Magister Sains di bidang Ekonomi dari Universitas Cenderawasih.
Pada tahun 2024, ia berhasil memperoleh gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.
Perjalanan Karier : Dari Sopir Angkot hingga Pengusaha Sukses
Bahlil memiliki kisah hidup yang inspiratif. Sejak remaja, ia sudah terbiasa bekerja keras. Ia pernah bekerja sebagai penjual kue, kondektur bus, hingga sopir angkot.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di STIE Port Numbay, ia bergabung dengan Sucofindo, sebuah perusahaan milik negara. Pengalaman ini menjadi pijakan awal bagi Bahlil untuk terjun ke dunia bisnis dan mendirikan beberapa perusahaan bersama rekan-rekannya.
Bahlil pun kemudian mendirikan PT Rifa Capital sebagai holding company yang menaungi 10 perusahaan di berbagai sektor, terutama di bidang transportasi dan properti. Selain itu, ia mendirikan PT Bersama Papua Unggul dan PT Dwijati Sukses, yang memperkuat portofolionya sebagai pengusaha sukses.
Kiprah di Dunia Politik
Keterlibatannya di dunia politik berawal dari dukungannya terhadap Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019. Dalam kampanye tersebut, Bahlil menjadi Direktur Penggalang Pemilih Muda untuk tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Atas kontribusinya, Jokowi mengangkat Bahlil sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Oktober 2019.
Pada 28 April 2021, setelah pembentukan Kementerian Investasi, Bahlil dipercaya sebagai Menteri Investasi pertama Indonesia, yang bertanggung jawab mengelola dan meningkatkan investasi di dalam negeri.
Selain itu, pada Februari 2022, Bahlil pernah menjadi Menteri ESDM ad interim menggantikan Arifin Tasrif yang absen sementara karena sakit. Pengalaman ini memberikan Bahlil pemahaman awal yang mendalam terkait sektor energi sebelum akhirnya resmi menjabat sebagai Menteri ESDM pada 2024.
Sebagai seorang politikus, Bahlil sempat menjadi anggota Partai Golkar pada awal karier politiknya, tetapi ia memutuskan keluar pada tahun 2009.
Pada tahun 2024, ia kembali bergabung dan segera dipercaya sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Penunjukan ini merupakan hasil keputusan Rapat Pimpinan Nasional Golkar ke XXI.
Fokus Kebijakan dan Harapan sebagai Menteri ESDM
Sebagai Menteri ESDM, Bahlil menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk memastikan keberlanjutan energi nasional, mengembangkan sumber daya energi baru dan terbarukan, serta menjaga ketahanan energi nasional.
Dengan latar belakangnya sebagai pengusaha dan politikus yang berpengalaman, Bahlil diharapkan dapat mengoptimalkan potensi sumber daya mineral dan energi Indonesia secara berkelanjutan.
Posisinya sebagai Ketua Umum Golkar juga memberikan kelebihan dalam mengharmonisasikan kebijakan energi dengan kepentingan publik dan politik.
Sebagai putra Papua, ia membawa harapan baru bagi wilayah Indonesia Timur dan berpotensi mendorong pengembangan energi di daerah-daerah terpencil serta mempercepat pembangunan di tanah kelahirannya.