HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono menghadiri BRICS di Russia untuk meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam kegiatan internasional.

Sugiono mengatakan bahwa bergabungnya Indonesia bukan berarti tanah air akan bergabung dengan kubu tertentu.

“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif, bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono, dikutip Holopis.com, Jum’at (25/10).

Sebagai informasi, BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, South Africa (Afrika Selatan), merupakan organisasi antarpemerintah yang beranggotakan Brazil, Russia, India, China, Afrika Selatan.

Empat negara pertama yang disebutkan adalah pendiri dari kelompok ini, sedangkan Afrika Selatan baru bergabung di tahun 2010.

Apa itu BRICS?

Negara-negara anggota BRICS berupaya untuk menciptakan lingkungan internasional yang bersifat damai dan ikut mempromosikan demokrasi serta kesetaraan dalam dunia internasional

Dibentuk pada tahun 2001 oleh Jim O’Neill, kepala ekonom Goldman Sachs, BRICS awalnya hanya terdiri dari empat negara: Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010, menjadikannya sebagai anggota kelima dalam kelompok ini.

Latar Belakang dan Tujuan BRICS

Salah satu tujuan utama BRICS adalah menciptakan lingkungan internasional yang damai dan berkeadilan. Negara-negara anggota berkomitmen untuk mendorong demokrasi dan kesetaraan dalam tatanan dunia, terutama di tengah dominasi negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, serta lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia.

BRICS bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatan global dan memberikan suara lebih besar kepada negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan internasional.

KTT BRICS ke-15 dan Ekspansi Anggota

Pada Agustus 2023, KTT BRICS ke-15 diadakan di Afrika Selatan, di mana Presiden Cyril Ramaphosa mengumumkan undangan bagi enam negara baru untuk bergabung: Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Pengumuman ini mencerminkan keinginan BRICS untuk memperluas pengaruhnya dan menciptakan blok yang lebih kuat untuk mewakili kepentingan negara-negara berkembang.