HOLOPIS.COM, JAKARTA – Garam adalah salah satu bumbu yang paling umum digunakan dalam masakan di seluruh dunia. Meskipun garam memiliki peran penting dalam memberikan rasa dan menjaga kesegaran makanan, konsumsi garam yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas dampak buruk dari kebanyakan garam, baik dalam bentuk asli maupun dalam bentuk olahan seperti kecap, micin, dan lainnya.
Garam, secara kimiawi dikenal sebagai natrium klorida (NaCl), adalah mineral yang penting bagi tubuh kita. Garam membantu menjaga keseimbangan cairan, fungsi saraf, dan kontraksi otot. Namun, tubuh hanya memerlukan jumlah yang terbatas untuk berfungsi dengan baik.
Berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asupan garam harian yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 5 gram atau sekitar satu sendok teh. Namun, banyak orang mengonsumsi garam jauh lebih banyak dari jumlah tersebut, terutama karena konsumsi makanan olahan yang tinggi garam.
Salah satu dampak paling umum dari konsumsi garam berlebihan adalah peningkatan tekanan darah. Natrium yang terdapat dalam garam dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air, yang pada gilirannya meningkatkan volume darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Konsumsi garam berlebihan juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi cenderung memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan masalah kardiovaskular lainnya.
Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring kelebihan natrium dari tubuh. Ketika kita mengonsumsi garam terlalu banyak, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan natrium yang berlebihan. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan meningkatkan risiko gagal ginjal.
Kelebihan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan retensi cairan, di mana tubuh menyimpan lebih banyak air. Ini bisa menyebabkan pembengkakan, terutama di bagian kaki, tangan, dan wajah. Retensi cairan juga dapat memengaruhi berat badan dan membuat kita merasa kembung.
Konsumsi garam yang tinggi juga dapat berkontribusi pada kehilangan kepadatan tulang. Natrium dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine, yang penting untuk kesehatan tulang. Jika kalsium berkurang, risiko osteoporosis dapat meningkat, terutama pada wanita pasca menopause.
Terlalu banyak garam juga dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya radang lambung dan masalah pencernaan lainnya.
Beberapa studi menunjukkan bahwa diet tinggi garam dapat berkontribusi pada risiko kanker perut. Makanan yang sangat asin dapat merusak lapisan lambung dan memungkinkan bakteri penyebab kanker untuk berkembang biak.
Sumber utama garam dalam diet kita tidak hanya berasal dari garam dapur yang kita tambahkan saat memasak. Banyak makanan olahan yang juga mengandung garam tinggi, seperti:
Berdasarkan berbagai kebutuhan asupan garam dan natrium tubuh harian, terdapat beberapa rekomendasi. Jika berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asupan natrium tidak boleh melebihi 2.000 mg per hari, yang setara dengan sekitar 5 gram garam (sekitar satu sendok teh).
Sementara rekomendasi dari Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat, mereka merekomendasikan asupan natrium harian sebesar 1.500 mg untuk orang dewasa sehat, dan 2.300 mg untuk orang dewasa yang sehat secara umum.
Namun untuk beberapa kelompok orang, seperti yang menderita hipertensi atau penyakit jantung, mungkin disarankan untuk mengurangi asupan natrium lebih jauh lagi, hingga 1.500 mg per hari.
Meskipun garam adalah bagian penting dari diet kita, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Terlalu banyak garam dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, mulai dari tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung. Dengan memahami kebutuhan garam harian dan cara mengurangi asupan, kita bisa menjaga kesehatan tubuh dengan lebih baik.
Ingatlah, perubahan kecil dalam pola makan kita dapat membawa dampak besar bagi kesehatan kita di masa depan. Jadi, mulai sekarang, perhatikan konsumsi garam Anda dan pilihlah makanan yang lebih sehat untuk tubuh Anda!
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto melaporkan transaksi yang berhasil dibukukan pada ajang Hari Belanja…
Persebaya Surabaya akan bertandang ke markas Bali United. Meski dinilai sedikit diunggulkan karena tren positif…
Seorang Pria di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Ateng (49) kritis usai dibacok rekannya…
Malaysia Open 2025 Super 1000 akan jadi turnamen pembuka rangkaian pertandingan BWF tahun depan. Menatap…
Pemain andalan Barcelona Frenkie de Jong diklaim berpotensi pergi meninggalkan Blaugrana dan hijrah ke Arab…
Viral di muka publik, sebuah video memperlihatkan truk air isi ulang mengalami jeblos ban ke…