HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sejak akhir Agustus hingga 4 Oktober tercatat 30 calon emiten masuk antrean IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana saham. Dalam daftar tersebut, sebanyak 14 calon emiten yang akan IPO asetnya di atas Rp250 miliar.

Namun hingga saat ini, baru dua emiten yang berhasil melakukan IPO. Kondisi ini memprihatinkan banyak kalangan, karena akan berdampak pada gairah perdagangan saham dan minat investor yang melakukan transaksi.

“Berarti 90 persen calon emiten gagal melantai dan selama lima tahun terakhir, inilah masa-masa suram pasar saham. Puluhan perusahaan tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan bursa, kok bisa?,” kata analis Strategi Institut Fauzan Luthsa dalam keterangan persnya, Rabu (23/10).

Fauzan juga membantah keterangan bahwa hanya 40 persen yang gagal IPO, karena menurutnya prosentasenya mencapai sembilan puluh persen.

Penyebab dan kurang transparansi atas jumlah tersebut dinilainya berdampak pada ekonomi nasional.

“Perusahaan yang mau listing itu ingin mengembangkan usahanya lewat IPO. Kegagalan tersebut berimbas pada scale up bisnis dan penyerapan tenaga kerja. Padahal ditengah kelesuan daya beli jika itu terlaksana, akan bisa mendongkrak perekonomian,” bebernya.

Ia mendukung langkah bursa efek yang melakukan pengetatan atas calon emiten, namun kegagalan IPO yang mencapai 90 persen menjadi tanda tanya, terlebih ditengah situasi ekonomi yang kurang mendukung.

Kemudian, Fauzan juga mendorong BEI untuk melakukan perbaikan agar proses IPO kembali lancar dengan tetap mengedepankan profesionalisme.

“Ini menjadi isu bersama yang perlu dibenahi. Karena kelancaran IPO dengan memenuhi persyaratan yang ada, akan menguntungkan semua pihak,“ tambahnya.

Tidak tercapainya target 75 calon emiten pada tahun ini memprihatinkan. Fauzan berharap agar pada akhir tahun target tersebut tercapai.

“Saya berharap semoga terealisir. Terlebih ada diantaranya berasal dari sektor UKM. Program BEI Go Big with Go Public jika turut menyasar UMKM lebih intens dampaknya akan memengaruhi perekonomian nasional. Tinggal pembenahan agar proses IPO berjalan lancar dan profesional,“ tutup Fauzan.