HOLOPIS.COM, KALBAR – Bencana banjir melanda pemukiman warga yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Jumat (18/10) telah menyebabkan banjir di Kabupaten Sanggau.
“Banjir ini menggenangi delapan dusun di Desa Sosok, dengan ketinggian air mencapai sekitar 1 hingga 1,5 meter. Kejadian ini dipicu oleh limpasan dari Sungai Sekayu dan Sungai Tayan yang melintasi area permukiman,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (19/10).
Abdul menjelaskan bahwa dampak dari bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 1.531 kepala keluarga atau sekitar 4.575 jiwa terpaksa mengungsi ke posko banjir yang telah disediakan.
Empat sekolah dasar dan beberapa sarana kesehatan terendam, mengganggu layanan yang vital bagi warga. Meskipun jalan poros sepanjang 1,5 kilometer yang sebelumnya terendam kini telah surut dan kembali aman untuk dilalui, banyak warga yang masih memilih untuk mengungsi karena adanya potensi banjir susulan.
“Hal ini menunjukkan perlunya penanganan yang lebih lanjut dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Abdul mengatakan bahwa saat ini, tim gabungan dari BPBD Kabupaten Sanggau sedang melakukan pemantauan, evakuasi, dan monitoring di lapangan.
Anggota TRC BPBD masih bertugas di lokasi untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Lokasi pengungsian tersebar di beberapa titik. Di kantor desa, sekitar 30 orang, termasuk lansia dan ibu-ibu dengan anak kecil.
Sementara itu, di dusun Barage, terdapat dua tenda ukuran 4 x 4 yang menampung 22 jiwa. Rumah kepala desa juga digunakan sebagai tempat pengungsian, menampung 30 jiwa. Sebagian warga masih bertahan di rumah dengan membuat panggung atau bertahan di lantai atas rumah mereka.
Bupati Sanggau telah menetapkan status tanggap darurat hingga (30/10). Untuk mendukung penanganan bencana ini, dibutuhkan sumber daya darurat yang meliputi penempatan personil untuk penanganan di lapangan dan alokasi dana operasional sebesar Rp 200 juta.
Selain itu, bantuan logistik yang diperlukan mencakup 300 paket sembako, 300 paket makanan siap saji, 50 set tenda keluarga, 2 set tenda pengungsi, 300 unit kasur lipat, 100 unit velbed, 300 paket hygiene kit, serta perahu karet dan mesin untuk evakuasi. Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi dan memfasilitasi proses pemulihan.