HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 17 Oktober 2024 kemarin ditutup berada di zona hijau, dengan kenaikan mencapai 86,09 poin atau 1,13 persen ke level 7.735,03.
Jika melihat data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar pada perdagangan kemarin masih merespon keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga acuannya atau BI rate, dan membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga lanjutan.
Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, perhatian pasar pada keputusan moneter bank sentral itu terlihat dari akumulasi saham-saham rate sensitive, khususnya saham di sektor perbankan.
“Hal tersebut menopang penguatan lanjutan IHSG menguji level 7.750 pada hari ini,” ujar Valdy dalam riset hariannya, sebagaimana dikutip Holopis.com, Jumat (18/10).
Bersamaan dengan trend bullish IHSG tersebut, investor asing amat gencar melangsungkan aksi beli bersih (net buy) di seluruh pasar, hingga tercatat nilai transaksi mencapai Rp1,22 triliun. Di pasar reguler, investor asing juga mencatat net buy sejumlah Rp1,20 triliun.
Adapun investor asing mencatatkan net buy terbanyak pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp344,69 miliar. Searah dengan aksi beli yang amat masif, saham BBCA menguat 2,39 persen ke posisi Rp10.725/saham.
Berikut 10 saham dengan angka net buy tertinggi yang paling jadi incaran akumulasi oleh investor asing selama perdagangan Kamis (17/10) kemarin :
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp344,69 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp323,75 miliar
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp222,73 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp109,06 miliar
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp70,96 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp61,33 miliar
- PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) Rp60,6 miliar
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) Rp57,89 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp53,72 miliar
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Rp50,78 miliar
Sebagaimana diberitakan Holopis.com sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6 persen. Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 15 – 16 Oktober 2024.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI rate 6 persen,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil RDG BI, pada Rabu (16/10).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga ini sejalan dengan proyeksi sejumlah ekonom, setelah BI sebelumnya memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps.
Adapun selain BI Rate, BI juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility di level 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility di angka 6,75 persen.