Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ustadz Yusuf Mansur mengatakan bahwa belajar adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang. Bahkan sekalipun seseorang tersebut sudah merasa pintar dan cukup dalam bidang keilmuan.

Hal ini disampaikan untuk memberikan tausiyah sosial kepada masyarakat luas, bahwa seseorang harus selalu belajar hal baru dan belajar dari pengalaman yang ada. Bahkan dirinya pun mengakui sampai saat ini masih terus belajar untuk memperbaiki diri.

“Namanya kehidupan sosial bermasyarakat, belajar bersosial, belajar bermasyarakat, maka semuanya harus belajar menahan diri, belajar untuk belajar, belajar untuk kemudian beradaptasi terhadap kemudian sesama, ke atas, ke bawah, kanan, kiri, depan, belakang semuanya belajar dan mengajar,” kata Ustadz Yusuf Mansur dalam tausiyahnya yang dikutip Holopis.com, Jumat (11/10).

Kemauan untuk belajar ini sangat penting untuk meningkatkan diri, termasuk meningkatkan pemikiran, daya kritis dan penguatan diri. Dengan kemauan belajar, seseorang akan lebih dewasa dan memahami berbagai persoalan, sehingga ia bisa mengatasi semua persoalan baik dari dalam maupun dari luar dirinya sendiri.

“Sehingga dari waktu ke waktu itu bagus, termasuk belajar menerima segala yang nggak enak,” ujarnya.

Setiap tindakan dan pilihan yang diambil tentu memiliki risiko, salah satunya dicaci maki. Hal ini ia rasakan langsung sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur’an di Kota Tangerang, Banten, maupun pelaku bisnis. Ustadz Yusuf Mansur mengakui banyak sekali hujatan dan caci maki yang luar biasa.

Hanya saja, ia memandang cacian dan hinaan sebagai bagian dari ajang untuk belajar, bagaimana belajar mengontrol diri, belajar memahami masalah dan belajar untuk menjaga dan meningkatkan diri sendiri.

“Kayak saya aja lah, mana bisa sih juga nggak nerima cacian, makian lah,” terangnya.

“Tapi ya kita belajar, belajar, bila di pesantren semuanya belajar, semua ya, bahkan saya sendiri misalkan sebagai pimpinan umum, pimpinan tertinggi di pesantren dengan izin Allah tetap belajar kok, tetep belajar sehingga berguna untuk hal-hal yang nggak enak, hal-hal yang ribet, hal-hal yang enggak kita sukai, itu jadi berguna ke depan,” papar Ustadz Yusuf Mansur.

Lebih lanjut, pemilik nama lengkap Jam’an Nurchotib Mansur tersebut menegaskan bahwa belajar membutuhkan kemauan yang tinggi dan keikhlasan. Sebab, belajar tidak hanya satu dua aspek saja, melainkan semua hal yang bisa memberikan nilai baik dan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain.

“Kalau kita enggak belajar ya entar jadinya kita lemah, letoy. Terus kita enggak punya stok yang cukup untuk bersabar, baru disulut dikit nyolot nih, jadi begitu. Kasih kesempatan diri kita, keluarga besar kita untuk semuanya belajar,” tuturnya.

Terakhir, ia juga berpesan kepada masyarakat khususnya umat Islam untuk senantiasa berserah diri dan berusaha melakukan apa pun demi mencari ridha Allah SWT, sehingga dalam menjalani hidup selalu mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Tuhan.

Salah satu amalan yang bisa dikerjakan untuk keselamatan diri adalah shalawat. Membaca shalawat sebanyak 1.000 kali juga memiliki dampak yang sangat positif.

“Jangan lupa shalawat seribu,” pungkasnya.