HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi kabar penambahan jumlah kementerian dalam kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi 44 kementerian.

BEI menilai, investor bukan melihat sisi politik dari penambahan jumlah kementerian tersebut. Akan tetapi lebih kepada dampak atau impact-nya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, Prabowo sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

“Investor pasti akan melihat itu, tidak melihat apakah jumlah kementerian atau apa, tapi impact-nya terhadap pertumbuhan ekonomi seperti apa,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/10)

Jeffrey mengatakan, pasar akan selalu memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintahan baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk siapa saja tokoh yang akan menduduki posisi menteri, yang nantinya akan meramu kebijakan pemerintah.

Menurutnya, kebijakan tersebut pada akhirnya akan berdampak pada perusahaan tercatat. Pada akhirnya, hal tersebut akan mempengaruhi kinerja di bursa dan harga saham perusahaan-perusahaan tersebut.

Jeffrey menambahkan, reaksi pasar terhadap kebijakan yang baru harusnya sudah dipertimbangkan. Hal itu dengan kemungkinan adanya peningkatan efektivitas di pemerintahan.

Dampak Positif Transisi Pemerintah di Pasar Keuangan

Apabila membandingkan tren pergantian kepemimpinan, Jeffrey menyebutkan, pasar sering kali merespons positif transisi kepemimpinan. Namun, kadang-kadang pasar juga menunggu susunan kabinet baru untuk melihat dampaknya terhadap perekonomian.

Menilik pergantian pemerintah yang terjadi pada 2014 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada euforia yang disebut dengan “Jokowi Effect” atau Efek Jokowi. Hal itu menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan hingga 6% dalam satu hari.

Menurut Jeffrey, reaksi tersebut merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah. Kenaikan itu terjadi dalam satu hari penuh, bukan hanya dalam beberapa jam.

Dengan demikian, Jeffrey Hendrik menilai pasar selalu bergerak beberapa langkah ke depan dan cenderung mengantisipasi berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi.

Ia menyatakan, ketika pengumuman kabinet dilakukan, pasar sudah memperhitungkan semua informasi terkait pelantikan tersebut, sehingga pergerakannya dapat diprediksi.

Namun ia masih menunggu bagaimana reaksi pasar setelah pelantikan Prabowo-Gibran yang dijadwalkan pada 20 Oktober 2024 mendatang. “Ya, kita lihat saja lah, nanti setelah 20 Oktober reaksi pasar seperti apa,” pungkasnya.