HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementerian Agama yang juga Ketua Panitia acara Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, bahwa ada tiga kata kunci yang dikemas dalam Religion Festival yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Ketiga kata kunci itu adalah ; Faster, Bettter, dan Stronger.
“Ketiganya diturunkan dalam bentuk capaian kinerja untuk tujuh progran prioritas Kemenag dan beberapa program lainnya,” kata pria yang karib disapa Ahmad Inung saat melakukan media gathering di Melly’s Garden, Menteng, Jakarta Pusat pada hari Senin (7/10).
Faster, kata Ahmad Inung akan menunjukkan keberhasilan reformasi digital, di mana hampir seluruh layanan Kemenag sudah terdigitalisasi dan online. Itu mempercepat proses layanan di Kemenag.
“Titik masuk dari reformasi digital adalah Pusaka Superapps. Seluruh layanan diinsersi dalam Pusaka Superapps,” sebutnya.
Aplikasi ini dikembangkan Kemenag untuk mengintegrasikan sistem informasi dan layanan yang ada di Kementerian Agama. Sehingga, publik cukup mengakses aplikasi Pusaka untuk mengakses layanan Kemenag. Pusaka Superapps dirilis pada 25 November 2022, bertepatan peringatan Hari Guru Nasional.
Kata kunci kedua, Better, lanjut Inung, terkait pendidikan agama dan keagamaan. Saat ini, hampir lembaga pendidikan yang dikelola Kemenag masuk dalam kategori unggulan. Bahkan, Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) adalah SLTA terbaik di Indonesia saat ini.
“MAN IC banyak dikejar lulusan SLTP,” kata Inung.
Di tingkat perguruan tinggi keagamaan, Kemenag mengembangkan UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia) yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) dengan menjadikan kampus sebagai bagian diplomasi internasional tentang Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin.
“Kemenag juga mengembangkan Cyber Islamic University (CIU). Perguruan tinggi ini tidak hanya melayani mahasiswa di wilayah 3T, tapi juga warga negara Indonesia di luar negeri,” paparnya.
Ketiga adalah Stronger. Secara kelembagaan, Kemenag kini semakin kuat. Bahkan ia menyinggung soal paradigma kurang baik kepada lembaga KAU (Kantor Urusan Agama) dahulu. Namun kini, ia memastikan KAU menjadi sesuatu yang penting bagi anak-anak muda sekarang.
“Dulu orang mencibir KUA. Begitu KUA dicanangkan sebagai wajah Kemenag, tidak hanya urus Islam, lalu direvitalisasi, KUA sekarang menjadi favorit Gen Z untuk menikah di KUA,” ujarnya.