HOLOPIS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, laba sektor usaha fintech peer-to-peer (P2P) lending atau yang sering disebut pinjaman online (pinjol) terus mengalami peningkatan.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman menyampaikan laba sektor usaha pinjol per Agustus 2024 telah mencapai Rp656,80 miliar.
“Laba industri peer-to-peer lending kembali meningkat dan di data Agustus 2024 ini mencapai Rp656,80 miliar. Juli juga naik dan di Agustus ini terus naik,” kata Agusman dalam konferensi pers, Selasa (1/10) seperti dikutip Holopis.com.
Ia menilai, kenaikan laba fintech P2P lending salah satunya disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan yang diikuti dengan efisiensi beban operasional perusahaan.
“Agar penyelenggara peer-to-peer lending dapat melakukan persiapan yang baik dan memandai terhadap ekosistem dan infrastruktur yang dimiliki, sehingga industri peer to peer lending ini akan dapat terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
“Agar penyelenggara peer-to-peer lending dapat melakukan persiapan yang baik dan memandai terhadap ekosistem dan infrastruktur yang dimiliki, sehingga industri peer to peer lending ini akan dapat terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Adapun secara keseluruhan, outstanding pembiayaan lewat fintech P2P lending mencapai Rp 72,03 triliun per Agustus 2024. Artinya, tedapat kenaikan hingga 35,62 persen secara tahunan (yoy).
“Pada industri fintech peer to peer (P2P) lending, outstanding pembiayaan di Agustus 2024 tumbuh 35,62 persen yoy, dengan nominal sebesar Rp72,03 triliun,” ujar Agusman.
Pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti dengan tingkat risiko kredit macet atau Tingkat Wanprestasi Pinjaman (TWP90) yang turun dari 2,53 persen di Juli 2024, menjadi 2,38 persen.
“Angka ini menunjukkan risiko kredit macet secara agregat tetap terjaga,” tuturnya.
Selain itu, OJK juga mencatat pertumbuhan lain terjadi di sektor Buy Now Pay Later (BNPL) atau Pay Later yang meningkat 89,20 persen (yoy), mencapai Rp7,99 triliun per Agustus 2024.