HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahunan Indonesia pada September 2024 mengalami penurunan menjadi sebesar 1,84 persen.

Angka ini jauh di bawah perkiraan konsensus yang sebesar 2 persen. Bahkan, tingkat inflasi tahunan ini menjadi level terendah inflasi RI sejak bulan November 2021 lalu.

Menurut Samuel Sekuritas, faktor utama pendorong penurunan ini adalah melambatnya kenaikan harga pangan di tengah melimpahnya pasokan beras.

Lalu, kenaikan biaya kesehatan sedikit melambat dari 1,72 persen pada Agustus 2024, menjadi 1,69 persen pada September 2024. Inflasi di sektor transportasi juga turun cukup signifikan dari 1,42 persen menjadi 0,92 persen.

Inflasi sektor sandang turun sedikit dari 1,19 persen menjadi 1,18 persen. Sementara sektor komunikasi mencatatkan kenaikan deflasi, dari minus 0,16 persen menjadi minus 0,28 persen, yang dipengaruhi oleh persaingan harga yang ketat.

Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar 1,2 persen, yang merupakan bulan kelima berturut-turut di mana Indeks Harga Konsumen mengalami kontraksi. Ini mencerminkan melemahnya permintaan konsumen.

Perlambatan konsumsi ini, ditambah dengan indeks manufaktur yang turun ke bawah 50, menjadi hambatan bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada 2024.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan mencapai 4,9 persen, sedikit di bawah target pemerintah,” tulis riset Samuel Sekuritas, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (1/10).