HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Political Public and Policy Studies (P3S), Jerry Massie berharap besar agar Menteri di pemerintahan Prabowo Subianto diisi oleh mereka yang memiliki kualitas, kapabilitas dan integritas sesuai bidang masing-masing.

“Sebaiknya Prabowo meniru atau mengadopsi pola dan strategi mendiang Presiden Soeharto yang mengedepankan aspek expert (keahlian), experiance (pengalaman), capability (kapasitas), smart (kecerdasan), credibility (kredibiltas) dan quality (kualitas),” kata Jerry Massie dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Senin (30/9).

Sebab, ketepatan dalam menempatkan seseorang sesuai dengan bidangnya memberikan dampak yang sangat baik bagi perjalanan kabinet pemerintah nanti.

Jerry pun mencontohkan beberapa menteri yang sesuai dengan penjelasannya itu. Antara lain ; JB Sumarlin, Ali Whardana, Widjojo Nitisastro (Kepala Bapennas), Soemitro Djojoharikusumoh (Menteri Perdagangan), Radius Prawiro, Ma’rie Muhammaf (Menteri Keuangan).

Adapula Ali Alatas, Mochtar Kusumaatmaja (Menlu) Fuad Hasan (Mendukbud) Jop Ave (Menpar) Subroto (Menteri ESDM) sampai Emil Salim (Menteri Lingkungan Hidup).

“Rumusnya, right man and right place,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jerry pun memberikan kritikan kepada pemerintahan era Presiden Joko Widodo, di mana menurutnya banyak menteri yang tak kompeten dan tak menguasai bidang yang ditugaskan.

Contoh menurut Jerry adalah Nadiem Anwar Makarim yang dinilainya sangat buta soal pendudikan namun diangkat menjadi Mendikbudristek. Begitu pula dengan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi yang dianggapnya buta sekali dengan Teknologi Informasi, sehingga banyak kasus kejahatan siber yang membuat banyak kalangan tergeleng-geleng.

“Untuk Menteri Pendidikan sebaiknya seorang penemu, ahli pendidikan, dekan, rektor atau praktisi pendidikan dan sebaiknya lulusan S3 (doktor) atau bergelar profesor. Dia harus paham dunia akademik dan kurikulum serta seluk beluk dunia pendidikan. Kalau bisa IPK-nya di atas 3,5,” tuturnya.

Hanya saja, ia memahami bahwa dalam pemerintahan Prabowo Gibran nanti, ada topangan kekuatan yakni Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM+) yang perlu diakomodir. Pun demikian, ia sarankan agar para pimpinan partai menyodorkan kader yang sesuai dengan kapasitas, bukan asal diajukan, sehingga koalisi tersebut bisa dilihat masyarakat memang memiliki progres untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Harus mengirim nama-nama menteri sudah diseleksi berdasarkan based competence,” pungkasnya.