Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tokoh dan aktivis Indonesia, Muhammad Said Didu mengaku heran dengan tingkah sejumlah preman yang telah mengacak-acak acara Forum Tanah Air di Grand Kemang Hotel. Pasalnya, mereka tampak humanis dengan aparat kepolisian yang bertugas berjaga di lokasi.

“Setelah mengacak-ngacak ruang dialog kami, meneror kami di dalam ruangan, ternyata mereka diantar, berpelukan, dan cium tangan dengan aparat,” kata Said Didu dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (28/9).

Ia jelas heran, perusuh yang melakukan kegiatan teror dan perusakan acara dialog Forum Tanah Air bukannya ditangkap dan diamankan, justru dilepas begitu saja. Tak hanya itu, baik oreman dan Polisi tampak sangat akrab dan berpelukan hingga cium tangan.

Keanehan ini yang membuat Said Didu mempertanyakan integritas Polri dalam kasus ini. Ia berharap Kapolri Listyo Sigit Prabowo segera memberikan penjelasan secara detail terkait dengan kasus ini.

“Mohon perhatian Bapak Kapolri Listyo Sigit Prabowo,” tegasnya.

Sebelumnya diketahui, bahwa sebuah acara diskusi dan silaturrahmi kebangsaan diaspora Indonesia yang diselenggarakan oleh Forum Tanah Air kabarnya diobrak-abrik oleh preman yang diduga adalah kelompok perusak NKRI.

Kejadian tersebut berlangsung di Grand Kemang Hotel, Jakarta Selatan pada hari Sabtu, 28 September 2024.
Acara yang baru saja hendak dimulai diterobos oleh puluhan pemuda asal Timur Indonesia yang berdomisili di Jakarta. Kesemuanya mengenakan masker dan berpakaian preman.

Tanpa melakukan dialog kooperatif, mereka langsung mengacak-acak acara dan merusak atribut kegiatan diskusi dan silaturrahmi yang hendak dihadiri sejumlah tokoh tersebut, seperti Din Syamsuddin, Refly Harun dan sebagainya.

Mereka juga memaksa para peserta untuk membubarkan diri. Terlihat juga properti acara seperti kamera, white screen hingga banner yang sudah dipasang di depan acara dirusak.

Usai merusak properti dan mengacaukan acara, puluhan pemuda tersebut meninggalkan lokasi sembari dikawal oleh aparat kepolisian.

“Keluar, whoy, keluar,” teriak patra preman muda tersebut seperti dikutip Holopis.com.

Sontak situasi ini membuat sejumlah peserta marah dan mempertanyakan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Bahkan sekuriti gedung pun sempat terlibat adu fisik dengan para preman karena tak terima wilayahnya diterobos tanpa sopan santun hingga memicu keributan.

Situasi ini pun mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Namun hingga berita ini diturunkan, Holopis.com belum mendapatkan keterangan resmi dari aparat keamanan khususnya Polsek Metro Mampang maupun Polres Metro Jakarta Selatan.