HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel menolak desakan dari sekutu mereka untuk melakukan gencatan senjata selama 21 hari. Israel tetap pada pendiriannya untuk memerangi militan Hizbullah yang berada di Lebanon. Mereka tetap pada pendirian untuk terus melakukan serangan hingga menang.

Di perbatasan Israel, para tentara tengah melakukan latihan simulasi invasi darat, yang merupakan tahap potensial berikutnya setelah mereka melakukan serangan udara dan ledakan perangkat alat komunikasi.

“Kami sedang mempersiapkan bahu-membahu dengan Komando utara untuk melakikan manuver darat. Siap-siap jika diaktivasi,” kata Komandan Mayor Jenderal Israel Tomer Bar, dikutip Holopis.com, Jum’at (27/9).

Serangan Israel si Lebanon telah menewaskan ratusan orang pada minggu ini. Hizbullah pun tetap melakukan serangan balik dengan menerbangkan roket.

Amerika Serikat dan Perancis Minta Netanyahu untuk Hentikan Serangan

Sementara itu, Amerika Serikat dan Prancis menyerukan 21 hari gencatan senjata di sela-sela acara Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

Namun PM Israel Benjamin Netanyahu menolak tegas seruan dari Amerika Serikat dn Prancis tersebut. Hal itu membuat Amerika Serikat geram. Padahal menurut mereka, proposal gencatan senjata sudah dipersiapkan dengan demikian rupa.

“Kami tidak akan membuat pernyataan itu, kami tidak akan berusaha soal itu, jika kami tidak yakin dengan hasil pembicaraan bersama Israel terkait tujuan itu,” kata Juru bicara Keamanan Nasional, John Kirby.

Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa keputusan Netanyahu menolak gencatan senjata adalah sebuah kesalahan.

Padahal menurutnya, rencana gencatan senjata sudah disusun oleh Benjamin Netanyahu sendiri.