HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyesalkan terjadinya peristiwa KA 70 (KA Taksaka relasi Stasiun Gambir – Yogyakarta) yang tertemper truk di Perlintasan Sebidang (JPL 714) antara Stasiun Sentolo – Stasiun Rewulu pada jam 03:52 WIB pagi tadi.

Kejadian bermula ketika sopir truk dengan Nopol B 9240 UIQ tidak mengindahkan sirene atau isyarat bahwa kereta api akan lewat. Sehingga ia terjebak dan membuat temperan terjadi.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan, tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, baik penumpang dan crew KA Taksaka selamat.

Petugas masinis dan assisten masinis KA Taksaka mengalami cedera yang selanjutnya perlu dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wates.

Pertama yang dilakukan PT KAI adalah memastikan semua penumpang dan crew selamat dan percepatan evakuasi mengantisipasi kelambatan dengan cepat.

“Kecelakaan ini mengakibatkan terganggunya sejumlah perjalanan kereta api, kerusakan pada bagian sarana KA New Livery Taksaka & prasarana pos perlintasan. Masinis/Asmas kami harus menjalani perawatan di RS,” kata Anne di Jakarta dalam keterangan persnya yang diterima Holopis.com, Rabu (25/9).

Selanjutnya, bagi para penumpang KA yang mengalami keterlambatan akibat kejadian ini akan diberikan Service Recovery (SR).

Langkah selanjutnya adalah memproses kasus ini ke jalur hukum. Sebab, ada kelalaian serius yang dilakukan pengemudi truk molen tersebut hingga mengakibatkan peristiwa nahas tersebut terjadi.

“Selanjutnya KAI akan melakukan upaya proses hukum atas kejadian ini. Saat ini sopir truk yang telah diamankan di Kepolisian Polres Bantul,” ujarnya.

Anne juga menyampaikan bahwa pihaknya belum bisa memastikan total kerugian dari insiden tersebut. Sebab sampai dengan saat ini, masih dalam proses penghitungan.

“Di mana kerugian yang dialami oleh KAI akibat dari peristiwa tersebut, saat ini masih dalam proses perhitungan,” jelas Anne.

Untuk KA 70 Taksaka setelah evakuasi melanjutkan perjalanan ke stasiun akhir Stasiun Yogyakarta, mengalami kelambatan 192 menit.

“Kami mohon maaf kepada para penumpang KA yang mengalami keterlambatan akibat kejadian ini. Selanjutnya KAI akan berupaya agar kenyamanan para penumpang tetap terjaga,” jelasnya.

Lebih lanjut, PT KAI selalu mengimbau kepada pengguna jalan untuk selalu menaati aturan di perlintasan sebidang. Ketika kereta akan lewat, ada sirine / isyarat atau palang mulai menutup, itu berarti pengguna jalan sudah harus berhenti.

Imbuan ini pun telah tertuang di dalam UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114 yang berbunyi, pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib: berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai di tutup dan atau ada isyarat lain, mendahulukan kereta api, dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel.

“Selain mematuhi rambu-rambu, kami juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat akan menyeberangi perlintasan sebidang jalan raya dengan jalur kereta api. Selalu lakukan untuk berhenti, tengok kiri dan kanan, apabila telah aman, silakan jalan,” tegasnya.

“KAI akan terus melakukan imbauan keselamatan baik di internal maupun eksternal sebagai upaya preventif dalam rangka menekan angka kecelakaan khususnya di perlintasan sebidang,” pungkas Anne.

Berikut daftar KA yang terganggu akibat kejadian ini di antaranya :

  • KA 90  Mataram terlambat 15 menit
  • KA 104 Singasari terlambat 24 menit
  • PLB 136a (Bogowonto) terlambat 27 menit
  • KA 581 (KA bandara ke YIA) terlambat 24 menit
  • PLB 564A (KA bandara ke Yogyakarta) terlambat 41 menit
  • PLB 701A (KA bandara ke YIA) terlambat 16 menit