HOLOPIS.COM, JAKARTA – Oknum supporter Persib rusuh selepas laga melawan Persija Jakarta, Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun menegaskan bahwa insiden semacam itu tidak bisa ditoleransi.
Seperti yang telah diketahui bersama, pertandingan Persib vs Persija berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, pada Senin (23/9).
Laga berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Persib Bandung. Dua gol kemenangan Pangeran Biru diciptakan oleh Dimas Drajad di menit 37 dan Ryan Kurnia di menit 82.
Kendati demikian, hasil positif tersebut harus tercoreng dengan aksi oknum supporter yang membuat kerusuhan pasca laga berakhir, dimana turut terjadi mulai dari lemparan-lemparan dari tribun hingga disusul masuknya supporter ke dalam lapangan.
Kemudian petugas steward pun jadi sasarannya, dimana aksi kekerasan dan pengeroyokan terjadi kala itu.
Selain daripada itu, pagar pembatas stadion pun ambruk karena saking banyaknya oknum supporter yang turun ke lapangan. Beruntung pihak berkenan berhasil mengendalikan keadaan.
Aksi oknum tersebut kabarnya diduga merupakan buntut dari kasus penganiayaan yang dilakukan oknum pemain dan manajemen sebelumnya, dimana sebelumnya supporter berdemonstrasi langsung untuk meminta kejelasan kasus tersebut.
Insiden tersebut pun disesali betul oleh Erick Thohir, sebab hal itu terjadi di tengah upaya PSSI menjaga kompetisi selancar mungkin dan juga damai.
“Di tengah upaya menjaga agar kompetisi berjalan lancar dan damai, saya sungguh menyesalkan mengapa masih terjadi keributan suporter,” ungkap Erick, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com.
Lebih lanjut, Erick Thohir mendesak PT LIB untuk ikut serta mengusut kejadian tersebut.
“Memang bukan di tengah laga, yang saya dapati laporan berjalan lancar. Tapi kejadian setelah pertandingan. Ini yang harus menjadi tanggung jawab dan evaluasi total LIB serta mengusut kejadian ini baik supporter, managemen pertandingan termasuk stewardnya,” tambahnya.
Kemudian, Erick Thohir juga mempertanyakan mengapa insiden itu bisa terjadi. Pria yang juga Menteri BUMN itu pun turut menegaskan bahwa pihaknya tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun.
“Saya tunggu laporan dari LIB. Tapi melihat dari tayangan video yang beredar di medsos, tampak bagaimana suporter bisa turun ke lapangan setelah laga, lalu mengintimidasi para petugas di lapangan, ini yang perlu ditelusuri oleh LIB,” ujarnya lagi.
“Mengapa bisa terjadi? Bagaimana manajemen pertandingan saat itu dijalankan LIB? Kita tidak boleh toleransi pada kekerasan, dalam bentuk apapun,” pungkasnya.
Sebagai informasi, awal mula ketidakharmonisan supporter dengan manajemen Persib Bandung terjadi selepas laga Persib Bandung vs Port FC pada AFC Champions League 2, Kamis (19/9) lalu.
Ketika itu ada seorang Bobotoh yang turut diamankan pihak panpel pertandingan, dan kemudian Bobotoh tersebut menyebut mendapatkan penganiayaan hingga pelecehan seksual.
Lantas, Bobotoh pun berdemonstrasi ke pihak Persib Bandung untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Persib kemudian mengumumkan pernyataan resminya atas hal itu, namun supporter diduga tidak puas karena pernyataan tersebut masih lah menyudutkan supporter yang dianggap sebagai penyebabnya.