HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel baru saja melancarkan serangan udara kepada lebih dari sasaran Hizbullah. Serangan tersebut menewaskan sekitar 492 orang dan membuat ribuan orang melarikan diri.
Serangan Israel tersebut dinilai sebagai hari yang paling mematikan di Lebanon di beberapa dekade terakhir ini.
Meski demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ini adalah serangan khusus untuk Hizbullah dan bukan masyarakat Lebanon.
“Perang Israel bukan terjadi pada Anda, melainkan karena Hizbullah. Sudah terlalu lama Hizbullah menggunakan Anda sebagai tamen manusia,” kata Benjamin Netanyahu, dikutip Holopis.com, Selasa (24/9).
Israel kemudian memberikan peringatan kepada masyarakat Lebanon untuk mengevakuasi daerah-daerah yang menurut mereka adalah tempat penyimpanan senjata.
Sementara itu, Menteri Lebanon yang mengkoordinasikan respons krisis menjelaskan bahwa 89 tempat penampungan sementara di sekolah dan juga fasilitas lainnya sudah diaktifkan.
Tempat penampungan itu memiliki kapasitas 26.000. Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan setidaknya 492 orang meninggal dunia, termasuk 24 anak-anak dan 42 wanita. Sementara itu 1.645 lainnya mengalami luka-luka.
PBB Khawatir Israel Akan Bunuh Banyak Warga Sipil
Sementara itu, PBB mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa Israel akan membunuh banyak masyarakat sipil Lebanon.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengaku prihatin melihat meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan kematian serta cederanya ratusan orang dalam serangan Israel di Lebanon.
“Sekretaris Jenderal sangat khawatir dengan meningkatnya situasi di sepanjang Garis Biru dan banyaknya kematian warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang dilaporkan oleh pihak berwenang Lebanon, serta ribuan pengungsi selama serangan Israel yang intens,” kata juru bicara PBB dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com hari ini.
PBB juga mengaku sangat khawatir dengan serangan yang terjadi antara Hizbullah dengan militer Israel yang mengakibatkan korban jiwa masyarakat sipil, termasuk personel PBB di kedua negara tersebut.
“Ini mengungkapkan keprihatinan serius terhadap keselamatan warga sipil di kedua sisi Jalur Biru, termasuk personel PBB, dan mengutuk keras hilangnya nyawa,” ujar mereka.