HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebanyak 20 orang meninggal dunia dan 450 lainnya luka-luka karena ledakan perangkat komunikasi atau pager-walkie talkie di Lebanon. Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon mledak dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Hizbullah pun menuding Israel sebagai dalang dari peledakan tersebut. Namun saat ini pasukan militer Israel belum memberikan jawaban apapun terkait tudingan itu.

Palang Merah Lebanon atau Lebanese Red Cross mengatakan puluhan ambulans telah merespons ledakan di pinggiran selatan ibu kota.

“Lebih dari 30 ambulans telah merespons ledakan di pinggiran selatan ibu kota, serta di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa,” demikian disampaikan Palang Merah Lebanon, dikutip Holopis.com, Kamis (19/9).

Meskipun Israel tidak langsung melakukan klarifikasi apakah serangan tersebut memang ulah mereka, serangan terjadi ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan adanya fase baru dalam perang.

Kemudian divisi tentara Israel dikerahkan kembali ke utara.

PBB Peringatkan Risiko Serius Konflik

Sementara itu, Jenderal PBB Antonio Guterres memberikan peringatan risiko serius dari eskalasi yang dramatis. Ia kemudian meminta berbagai pihak untuk benar-benar menahan diri.

“Jelas logika dari meledakkan semua perangkat ini adalah untuk melakukan serangan pendahuluan sebelum operasi militer besar-besaran,” demikian disampaikan Antonio Guterres.

Sebagai informasi, saat ini pejabat Israel belum mengomentari ledakan tersebut, namun sumber keamanan mengatakan bahwa agen mata-mata Israel, Mossad adalah sosok yang bertanggung jawab atas serangan itu. Di sisi lain Amerika Serikat, membantah terlibat dalam ledakan itu. Mereka mengatakan bahwa pihak mereka justru melakukan diplomasi intensif demi mencegah eskalasi konflik.

Salah satu pejabat Hizbullah mengatajan bahwa serangan ini adalah sebuah pelanggaran keamanan terbesar di dalam sejarah kelompok bersenjata itu.