HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa rencana pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto sudah lama menjadi pembahasan di internal PDIP.

Ketua DPP PDIP tersebut berdalih bahwa dirinya sebatas sayup-sayup mendengar gosip tersebut dan tidak mendalaminya lebih jauh.

“Sudah berkali-kali (pembahasan) dan jauh banget sih,” kata Ganjar Pranowo dalam pernyataannya pada Rabu (18/9) yang dikutip Holopis.com.

Ganjar yang pernah terlibat dalam kasus korupsi e-KTP itu kemudian menyambut baik pertemuan antara Prabowo dan Megawati yang segera terealisasi.

“Untuk kebaikan bangsa dan negara saya kira baik,” imbuhnya.

Dengan adanya pertemuan itu, Ganjar yang sempat mengaku suka menonton film porno itu pun menyebut penting untuk emberikan masukan kepada pemerintahan mendatang.

“Saling memberikan masukan atau membuat rambu-rambu bersama sebelum pelantikan menurut saya itu baik,” ujarnya.

Kendati demikian, Ganjar sendiri mengaku belum mengetahui kapan waktu pasti pertemuan Prabowo dan Megawati bisa segera terwujud. Namun, dengan latar belakang pertemanan kedua tokoh itu, Ganjar menyakini komunikasi berjalan dengan aktif.

“Saya belum tahu jadwalnya, tapi kalau bertemu baik saja sih. Saya kira Bu Mega dan Pak Prabowo kan punya hubungan. Pernah berpasangan, berkomunikasi,” tuntasnya.

Sebelumnya diberitakan, Partai Gerinda tidak menampik wacana bergabungnya PDIP dalam koalisi pemerintahan Prabowo Subianto semakin menguat.

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, komunikasi yang terjalin dengan PDIP saat ini terbilang sangat baik. Bajlan, Muzani menyebut bahwa mereka sudah mulai memiliki kesamaan visi.

“Ya komunikasi kami dengan PDIP kan bagus, baik lancar, ada pendekatan dan cara yang mungkin berbeda tetapi seringkali tujuan kita sama,” kata Muzani dalam keterangannya pada Selasa (17/9).

Muzani bahkan menyebut, meski sempat ada perbedaan di Pilpres 2024, hal itu tidak lantas membuat mereka berpisah di pemerintahan mendatang.

“Kita tidak ketemu di jalan, tapi ketemu di perempatan, sering kali begitu. Jadi sebenarnya perbedaan itu hanya sebuah cara bagaimana tujuan mulia itu dicapai,” ujarnya.