Sejumlah Bangunan di Bandung Raya Rusak Pasca Gempa Berkekuatan 5,0 M

HOLOPIS.COM, JABAR – Bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.0 melanda sejumlah wilayah di Bandung Raya,Provinsi Jawa Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, gempaitu membuat sebagian besar masyarakat panik lantaran guncangannya dirasakan cukup kuat dalam durasi 3-5 detik.

Gempabumi yang berpusat di 7.19 LS dan 107.67 BT itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga di Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung.

“Beberapa rumah warga itu mengalami roboh di bagian dinding rumah, langit-langit, pagar dan kerusakan di bagian lain dengan kondisi rusak ringan hingga berat,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (18/7).

Di samping itu, beberapa bangunan fasilitas umum, fasilitas kesehatan, tempat ibadah dan kantor polisi turut mengalami kerusakan di wilayah Kabupaten Bandung.

Abdul juga belum bisa memastikan mengenai jatuhnya korban jiwa. Abdul hanya menjanjikan perkembangan data dan informasi akan dilaporkan secara berkala pada waktu berikutnya.

Sementara itu, menurut data perekaman instrumen yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempabumi yang terjadi merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer dan berada di darat. Otomatis gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki pergerakan geser turun atau yang lebih dikenal dengan oblique normal.

Adapun guncangan gempabumi ini dirasakan di beberapa wilayah meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan daerah penyangga lainnya.

Abdul menghimbau agar masyarakat tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan, terlebih potensi gempabumi susulan masih sering terjadi beberapa kali dengan magnitudo 2-2.4.

“Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya. Masyarakat diminta untuk memperbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait,” tukasnya.