HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pihak Istana pasang badan dengan serangan demi serangan terhadap putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep tentang penggunaan jet pribadi bersama istrinya.
Kepala Presidential Communication Officer (PCO) Hasan Nasbi dalam sebuah rekaman video yang diunggah di media sosial menyebut bahwa Kaesang bukanlah pejabat negara yang bisa dipertanyakan ketika menggunakan fasilitas mewah.
“Kaesang ini bukan pejabat publik dan dia sudah dewasa, dia sudah punya hidup sendiri, sudah punya bisnis sendiri dan dia bukan pejabat publik,” kata Hasan Nasbi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (18/9).
Hasan kemudian merasa heran ketika putra Jokowi itu malah menjadi sorotan sedangkan sosok Ketua Umum PDIP yang gunakan pesawat jet pribadi lolos dari bahan pergunjingan.
“Dalam tema yang sama kira-kira banyak pejabat publik yang juga menggunakan private jet, saya nggak tahu kapan terakhir misalnya kapan terakhir misalnya Ibu Megawati menggunakan pesawat komersil,” ujarnya.
“Karena dari media-media yang kita baca misalnya dari tayangan-tayangan bahkan video-video yang kita lihat ibu mega kerap kali menggunakan privat jet ya di dalam negeri maupun luar negeri,” sambungnya.
Hasan kemudian membandingkan posisi Megawati dengan Kaesang yang sama-sama mempunyai hubungan darah dengan seorang pejabat negara. Dimana Hasan merujuk posisi Megawati yang merupakan ibu dari Ketua DPR Puan Maharani.
“Nah terus orang bilang Ibu Mega bukan pejabat publik, Kaesang juga bukan pejabat publik, Kaesang kan anak presiden tapi Ibu Mega kan kalau misalnya di atas 5 tahun yang lalu ibunya Menko PMK, ya kan, kalau 5 tahun terakhir ibunya ketua DPR kira-kira posisinya relatif mirip-miriplah,” terangnya.
Tak puas dengan Megawati, nama Mahfud MD pun ikut terseret dalam bahan perbandingan Hasan Nasbi mengenai penggunaan jet pribadinya.
“Atau bahkan ada misalnya pejabat publik yang di masa dia menjabat naik private jet, Pak Mahfud misalnya, dan beliau mengakui sendiri beliau sering naik private jet dan lebih sering naik private jet Pak Jusuf Kalla, atau misalnya kita bisa lihat yang lain-lain lah toko-tokoh publik yang masih menjabat bahkan, yang naik private jet tapi ketika itu nggak heboh,” bebernya.
Hasan menilai kehebohan ketika Kaesang naik jet pribadi dipicu karena kebencian yang menumpuk sehingga dijadikan momentum untuk melempar kritik.
“Makanya saya merasa ini kayak semacam trial by press terhadap Mas Kaesang karena soal kebencian tadi, kebencian yang mereka tumpuk-tumpuk kemudian ketemu ini kemudian diglorifikasi,
“Ini kalau kalau hanya untuk untuk Mas Kaesang, kemudian mereka heboh tapi untuk yang lain Ibu Mega, Pak Mahfud, Ibu Puan dan yang lain-lain mereka nggak ambil pusing mereka, tapi untuk Kaesang tiba-tiba mereka begitu antusias. Ada apa di situ,” sambungnya.
Hasan lalu mengungkit Mahfud Md yang tidak sekali pun dikritik para tokoh antikorupsi. Menurutnya, sikap para tokoh antikorupsi justru membelok-belokkan saat bicara soal dugaan gratifikasi Mahfud, dibanding dengan Kaesang yang tutup poin.
“Bahkan khusus untuk Pak Mahfud itu para pendekar antikorupsi meliuk-liuk jawabannya enggak ada yang lurus jawabannya satu pun, ya oke ini gratifikasi tapi ini apakah gratifikasi yang terlarang, katanya, loh kok tiba-tiba kalau untuk Pak Mahfud kemudian meliuk-liuk seperti itu, tapi kalau untuk Mas Kaesang straight to the point,” tuntasnya.