HOLOPIS.COM, JAKARTA – KPU DKI Jakarta mengingatkan para pendukung Anies Baswedan atau yang biasa disebut anak abah tidak meneruskan rencananya untuk mencoblos tiga pasangan calon.

Kepala Divisi Teknis KPU DKI, Dody Wijaya menegaskan bahwa sikap para anak abah tersebut tidak akan mampu memenangkan gerakan apapun setelah gagalnya Anies Baswedan maju ke Pilkada Jakarta.

“Jadi kalau orang tidak hadir ke TPS suaranya juga tidak dihitung sebagai pemenang pemilu,” kata Dody dalam keterangannya pada Jumat (13/9) seperti dikutip Holopis.com.

Dody kemudian mencontohkan saat di sebuah TPS terdapat 100 warga, di mana 50 warga di antaranya memilih golput dan 50 warga lagi hadir ke TPS.

Kemudian, dari 50 warga yang hadir ke TPS itu, jumlah suara sah ialah sebanyak 30 suara, maka kemenangan akan ditentukan oleh 30 warga tersebut.

“Kalau (kemenangan) di Jakarta ditambah 50% plus satu dari total suara sah. Artinya gerakan golput atau gerakan coblos semua ini tidak punya makna dalam pemilu,” terangnya.

Oleh karena itu, Dody memperingatkan bahwa gerakan anak abah itu tidak mempengaruhi kemenangan pasangan calon berdasarkan suara sah.

“Justru tidak mempengaruhi kemenangan paslon, malah dalam hal sederhana lebih mudah paslon untuk menang karena hanya memperebutkan tadi kira-kira 30 suara dalam analogi 100 suara tadi,” ungkap dia.

Oleh karena itu, Dody mengingatkan agar para anak abah tetap menggunakan hak suaranya dalam menentukan pilihan calon pemimpin Jakarta kelak.

“Jadi justru dalam konteks tersebut karena memilih adalah hak privilege, hak konstitusional kami justru mendorong gunakan hak pilihnya datang ke TPS pilih yang menurut warga Jakarta terbaik,” tuntasnya.