HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia berjanji untuk memberikan lokasi pertambangan bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yang terbaik bagi Muhammadiyah.
Pun sejauh ini, terdapat dua pilihan lokasi pertambangan yang bakal ditawarkan ke Muhammadiyah untuk dikelola, yaitu bekas lahan milik PT Adaro Energy Tbk. atau PT Arutmin Indonesia.
Bahlil pun menyebut, bahwa pihaknya tengah mengkaji lebih jauh ihwal mana areal tambang terbaik yang nantinya akan diberikan kepada organisasi masyarakat (ormas) keagamaan pimpinan Haedar Nashir tersebut.
“Saya kan sampaikan kemarin bisa dari eks Adaro atau eks Arutmin ini sedang kita kaji, kan kita mau kasih yang terbaik bos,” kata Bahlil, dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (12/9).
Dia menekankan, bahwa dalam prosesnya, pengkajian dalam hal pembagian lokasi tambang untuk ormas bukanlah hal yang mudah. Dimana pengkajian itu, dilakukan dengan melibatkan para pakar terkait.
“Ini bukan seperti matematika yang 1+1 = 2, saya panggil juru geologi baru saya cek jangan sampai kita kasih yang tidak pas,” ujarnya.
Dia pun memastikan, bakal memberikan kabar terbaru terkait progres pembagian izin tambang untuk ormas keagamaan, termasuk Muhammadiyah sesuai melakukan rapat kabinet di Istana Garuda, IKN.
“Nanti saya sampaikan balik dari IKN,” tandasnya.
Adapun sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah membentuk dua perusahaan sebagai langkah lanjut ketersediaan dalam pengelolaan wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) batubara dari pemerintah.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) yang sekaligus Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadir Effendy.
Muhadjir mengatakan, bahwa organisasinya saat sudah membangun strategic company yang nantinya akan menjadi perusahaan induk untuk pengelolaan tambang bagi Muhammadiyah, dan juga operating company.
“Operating company ini lah yang nanti para ahli yang memang punya pengalaman di tambang, orang Muhammadiyah dan juga ahli,” kata Muhadjir dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (11/9).
Ia menjelaskan, bahwa operating company tersebut nantinya akan bekerja sama dengan kontraktor untuk melakukan operasi tambang, seperti melakukan survei awal menentukan kelayakan pertambangan dan lainnya.
Muhadjir juga mengatakan, nantinya perusahaan tambang dari ormas Muhammadiyah ini juga akan melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dalam bidang pertambangan.
Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan 5 fakultas pertambangan yang ada di perguruan tinggi Muhammadiyah. Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan survei awal pertambangan.
“Kita tidak akan terburu-buru untuk memutuskan. Kalau menerimanya iya, tapi kita siapkan dulu lah institusi di dalam Muhammadiyah, mulai dari itu holdingnya kita bentuk. karena kan tidak boleh langsung ke organisasi sosial kemasyarakatan nya, tapi harus lewat badan usahanya,” kata Muhadjir.