HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dua calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris akan segera tampil dalam perdebatan capres menuju pilpres Amerika Serikat pada November 2024 mendatang.
Menuju perdebatan pertama Kamala dan Donald ini, ternyata membuat media barat kewalahan. Hal tersebut karena beberapa operasi pengecekan fakta harus bekerja keras dalam mempersiapkan debat tersebut.
Situs pengecekan fakta dari Amerika Serikat bernama PolitiFact mengumpulkan 27 jurnalis yang akan meliput acara debat tersebut.
“Kami melihat jumlah pengunjung terbanyak pada malam debat, jadi kami mengerahkan seluruh staf,” kata Pemimpin Redaksi PolitiFact, Katie Sanders, dikutip Holopis.com, Minggu (8/9).
Donald Trump dinilai sering membuat pernyataan palsu dan bohong ketika berkampanye. Karena itu lah, The Times sampai memfokuskan 29 wartawan untuk memeriksa fakta dari banyaknya kebohongan Trump di debat pilpres pertama pada tahun 2016 dengan Hilary Clinton.
Menurut Katie, penjagaan ini sangat penting. Apalagi banyak pemilih di Amerika Serikat yang akan mengandalkan pemeriksaan fakta tersebut.
“Kami melihat jumlah pengunjung terbanyak pada malam debat, jadi kami mengerahkan seluruh staf,” kata Katie.
Tantangan terbesar yang akan ia hadapi adalah fakta bahwa Donald Trump diklaim sering menciptakan klaim-klaim baru, atau yang menyesatkan selain mengulang klaim-klaim lamanya.
Donald Trump Dianggap Capres Unik yang Suka Bohong
Menurut seorang professor dari Universitas Northeastern Alan Schroeder, belum ada capres yang sengaja menggunakan hoaks atau kebohongan seperti Donald Trump.
Belum pernah ada calon presiden seperti Trump yang dengan sengaja menggunakan kebohongan sebagai strategi kampanyenya,” jelas Alan.
Nantinya, ia akan berhadapan dengan Kamala Harris pada 10 September.
Donald Trump dan Kamala Harris memiliki perbedaan pendapat yang sangat signifikan, seperti dalam isu kesehatan reproduksi, permasalahan rasisme, dan kepemilikan senjata di Amerika Serikat.