HOLOPIS.COM, JAKARTA – Alexander Marwata menegaskan, bahwa kondisi KPK saat ini bukanlah lembaga superbody yang mampu untuk memberantas korupsi di Indonesia.
Meskipun menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mencap dirinya adalah produk gagal sebagai pimpinan.
“Secara pribadi saya sudah menyampaikan ketika di RDP di DPR Komisi III, saya bilang saya gagal sebagai pimpinan KPK,” kata Alexander dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (6/9).
Alex sapaan Alexander bahkan menyerukan agar masyarakat tidak usah lagi memberikan kepercayaan ataupun ekspetasi tinggi terhadap KPK dalam memberantas korupsi.
“Jangan berharap terlalu tinggi kepada KPK. Kalau saya berterima kasih teman-teman mendukung mengoreksi KPK, tetapi kalau kalian, Bapak, Ibu, berharap terlalu tinggi kepada KPK dengan kondisi seperti sekarang akan kecewa,” ucapnya.
Tak puas menyalahkan KPK, Alex juga menyalahkan keberadaan instansi Polri dan Kejaksaan yang ikut menangani kasus korupsi. Alex kemudian membandingkan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan Hongkong yang diklaim lebih fokus.
“Siapa pun pimpinannya, se-independen apa pun pimpinan. Kenapa? Ada tiga lembaga di sini yang melakukan penanganan perkara korupsi, kepolisian, kejaksaan, KPK,” tegasnya.
“Berbeda sama sekali dengan kita lihat Hong Kong dan Singapura, mereka hanya satu lembaga,” imbuhnya.
Akibat tumpang tindih kewenangan pemberantasan korupsi itulah kemudian yang dijadikan alasan bagi Alex mencap KPK gagal dalam tugasnya.
“Jadi lebih, kebijakan-kebijakan yang dilakukan lebih fokus, penanganan perkara korupsi itu juga bisa menyeluruh. Kalau kita sekarang nggak,” tandasnya.
Alex kemudian turut menyalahkan kinerja pimpinan KPK lainnya yang dianggap lebih tunduk kepada kepentingan pihak tertentu ketimbang urusan penanganan perkara.
Oleh karena itu, Alex meyakini bahwa kinerja KPK tidak akan pernah bisa loyal dalam tugas utamanya di pemberantasan korupsi.
“Karena kalau seperti itu ya mereka pasti akan lebih tunduk ke sana. Nah, ngapain saya tunduk kepada pimpinan. Wong, pimpinan saja nggak bisa mempromosikan atau menempatkan jabatan tertentu, kan seperti itu, jadi itu problem kita semua,” tuntasnya.