Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin menerima tekanan dari dunia internasional karena dianggap tidak becus dalam menangani perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Benjamin yang tak juga mau berdamai dinilai menjadi salah satu alasan utama kematian 6 masyarakat Israel yang menjadi tawanan Hamas di Gaza. Dalam konferensi pers, Benjamin Netanyahu meminta maaf karena menganggap dirinya gagal menyelamatkan 6 orang itu.

“Saya mohon maaf, karena tidak menghidupkan mereka kembali,” kata Benjamin Netanyahu, dikutip Holopis.com, Selasa (3/9).

Ia pun kembali menyalahkan Hamas, dan mengatakan bahwa pasukan itu akan membayar mahal perbuatan mereka.

“Para pembunuh ini mengeksekusi enam sandera kami, mereka menembak sandera di bagian belakang kepala,” kata Benjamin.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden bertemu dengan perunding AS yang bertugas untuk melakukan diskusi untuk kesepakatan gencatan senjata di Qatar dan Mesir.

Biden pun mengakui bahwa usahanya masih kurang untuk menjamin pembebasan sandera Gaza.

Inggris Akan Tangguhkan Ekspor Senjata ke Israel

Sementara itu, Inggris akan menangguhkan sebagian ekspor senjata ke Israel mengikuti Netanyahu yang tak juga bisa mencapai persetujuan dengan Hamas.

Inggris juga menilai bahwa pengiriman senjata ke Israel memiliki risiko yang tak jelas, bahwa bisa saja senjata itu digunakan untuk melakukan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Sikap Inggris pun membuat Israel sangat kecewa. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa hal ini sangat menyedihkan apalagi dengan kematian 6 tawanan Israel di Gaza.

“Sangat kecewa setelah diberitahu hukuman yang dilakukan pemerintahan Inggris untuk mengirimkan senjata kepada Israel,” kata Yoav Gallant di akun X nya, @yoavgallant.

Yoav pun mengatakan bahwa ia akan terus mendukung pasukannya, dan semua yang mempertahankan Israel serta masyarakatnya.