Minggu, 15 September 2024
Minggu, 15 September 2024

4 Kebiasaan Buruk Kecantikan yang Bisa Berpengaruh Terhadap Perubahan Iklim

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam upaya untuk mencapai penampilan yang diinginkan, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa beberapa kebiasaan kecantikan yang mereka lakukan dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Dari produk yang digunakan hingga cara mereka dibuang, berbagai kebiasaan ini ternyata memiliki efek yang jauh lebih besar daripada sekadar mempengaruhi kesehatan kulit atau rambut.

Berikut ini adalah empat kebiasaan buruk dalam rutinitas kecantikan yang dapat memengaruhi perubahan iklim dan cara untuk mengurangi dampaknya.

1. Penggunaan Produk dengan Bahan Kimia Berbahaya

Banyak produk kecantikan mengandung bahan kimia yang tidak hanya berpotensi merusak kesehatan pribadi, tetapi juga dapat berdampak buruk pada lingkungan. Misalnya, bahan-bahan seperti paraben, phthalates, dan sulfates dapat mencemari sistem air dan tanah ketika dibuang. Bahan kimia ini tidak selalu mudah terurai dan dapat merusak ekosistem serta mencemari sumber air.

2. Penggunaan Produk Sekali Pakai

Kebiasaan menggunakan produk kecantikan sekali pakai, seperti masker wajah sekali pakai, aplikator sekali pakai, dan kantong kosmetik, berkontribusi pada penumpukan sampah plastik yang sangat besar. Plastik sekali pakai ini seringkali tidak terurai dengan baik dan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang signifikan.

3. Konsumsi Produk dengan Emisi Karbon Tinggi

Beberapa produk kecantikan diproduksi dengan cara yang memerlukan energi tinggi dan menghasilkan emisi karbon yang signifikan. Misalnya, proses produksi produk kosmetik dan perawatan kulit seringkali melibatkan bahan-bahan yang diambil dari sumber daya yang tidak terbarukan dan melibatkan proses yang menghasilkan polusi.

4. Pembelian dan Penggunaan Produk dari Industri yang Tidak Berkelanjutan

Industri kecantikan seringkali terlibat dalam praktik tidak berkelanjutan yang berdampak pada lingkungan. Misalnya, beberapa produk mungkin berasal dari bahan baku yang dipanen dengan cara yang merusak habitat alami atau menggunakan metode pertanian yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, banyak produk kecantikan diproduksi dengan menggunakan kemasan yang tidak dapat didaur ulang

Dengan menyadari dampak dari kebiasaan kecantikan Sobat Holopis, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mendukung upaya untuk melindungi planet kita.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Menag Ajak Umat Teladani Rasulullah tentang Persatuan dalam Keragaman

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas...

KAI Sebut Tujuan Libur Panjang Kali Ini Banyak ke Kota Wisata

HOLOPIS.COM, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebut...

Minim Koordinasi Jadi Alasan Petinggi Kadin Lengserkan Arsjad Rasjid

Sejumlah petinggi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk melengserkan Arsjad Rasjid dari kursi Ketua Umum Kadin Indonesia.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru