HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seruan demo terus bergema di sekitaran United Center Chicago , Amerika Serikat, bertepatan dengan pendukung partai Demokrat yang berkumpul dan resmi mencalonkan Kamala Harris sebagai calon presiden dari partai Demokrat.
Salah satu pendemo mengatakan tidak ada yang perlu dirayakan dari terpilihnya Kamala Harris.
“Sama seperti tahun 1968, tidak ada yang perlu dirayakan!,” teriak salah satu pendemo, dikutip Holopis.com, Kamis (22/8).
Tahun tersebut disebutkan untuk mengingat momen terakhir kali pertemuan serupa diadakan di Kota Windy. Saat itu, pertemuan terjadi di antara tindakan keras terhadap pengunjuk rasa anti-perang Vietnam.
Pengunjuk rasa menyamakan momen ini seperti kandidat dari partai Demokrat di tahun 1968, Hubert Humphrey yang kalah dari Richard Nixon.
Mereka menekankan tidak akan mendukung Kamala Harris, jika Amerika Serikat tak juga mengakhiri dukungan mereka terhadap Israel.
“DNC (Democratic National Convention) tanganmu merah, lebih dari 40.000 warga tewas!,” demikian teriakan pengunjuk rasa.
Mereka juga mengibarkan bendera Palestina di depan pertemuan Partai Demokrat sambil berbaris.
Petugas pun terus menjaga lokasi agar pengunjuk rasa tetap berdiri di bagian yang sudah disetujui sebelumnya.
Bahkan sebuah helikopter milik polisi juga berada di atas aksi protes selama pertemuan berlangsung.
Unjuk Rasa Terbesar
Salah satu aktivis yang memimpin aksi protes, Jinan Chehade mengatakan bahwa ini adalah protes yang terbesar dalam konvensi pada tahun 2024.
“Jumlah pemilihnya luar biasa, dan ini merupakan cerminan dari seruan kami untuk keadilan dan betapa besarnya gerakan Palestina di Chicago,” Jinan Chehade.
Para pengunjuk rasa tampak sangat emosional dalam mengungkapkan kemarahan mereka atas kematian 40.000 lebih masyarakat Palestina. Meski dengan amarah, tetapi aksi protes berjalan damai.
Untuk tambahan informasi, saat ini sebanyak 40.859 masyarakat Palestina meninggal dunia akibat serangan pasukan militer Israel sejak tanggal 7 Oktober.
Sementara itu 1.139 masyarakat Israel meninggal dunia akibat serangan Hamas di pada Oktober 2023 silam.