Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken melakukan percakapan dengan pihak Israel dan Hamas untuk membahas rencana gencatan senjata di Gaza.

Antony Blinken meminta Israel dan Hamas agar tidak menggagalkan perundingan yang bisa mewujudkan gencatan senjata di Gaza.

“Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin yang terakhir, kesempatan untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata, dan menempatkan semua orang di jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan kemanan,” kata Antony Blinken, dikutip Holopis.com, Senin (19/8).

Kemudian, Antony bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia dudiga membahas perundingan yang sama dengan tokoh dunia kontroversial tersebut.

Israel dan Hamas Saling Menyalahkan

Baik Israel maupun Hamas sama-sama saling menyalahkan terkait berbagai usaha perundingan gencatan senjata yang terus gagal. Padahal menurut banyak diplomat, akhir dari pertikaian mereka bisa mencegah konflik yang lebih luas lagi di Timur Tengah.

Antony Blinken mengklaim bahwa saat ini pihaknya sedang berusaha memastikan agar tidak terjadi eskalasi, dan provokasi yang bisa menjauhkan Israel dan Hamas dari melakukan kesepakatan.

“Kami berupaya memastikan tidak ada eskalasi, tidak ada provokasi, tidak ada tindakan apa pun yang dapat menjauhkan kita dari penyelesaian kesepakatan ini, atau dalam hal ini meningkatkan konflik,” jelasnya.

Konflik yang lebih besar di tempat lain pun menjadi kekhawatiran baru banyak pihak. Termasuk ancaman dari Iran yang saat ini sedang menjadi salah satu fokus AS dan mencegahkan dari benar-benar terjadi.

“Sudah waktunya untuk menyelesaikannya. Ini juga saatnya untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengambil langkah apapun untuk mengagalkan proses (perundingan gencatan senjata) ini,” pungkasnya.


Sebagai informasi, saat ini Israel diketahui masih terus menyerang berbagai wilayah di Palestina. Sejak serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.139 masyarakat Israel, sebanyak 40.774 masyarakat Palestina karena pasukan Israel.