Heboh Kasus KDRT Selebgram, Tren ‘Marriage is Scary’ Mencuat

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini heboh kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami oleh selebgram Cut Intan Nabila oleh suaminya yang bernama Armor Toreador.

Kasus tersebut kembali menguak tren di media sosial yang cukup mencolok di kalangan generasi muda, tentang ketakutan akan pernikahan yang disebut “Marriage is Scary” atau “Pernikahan itu Menakutkan”.

Berikut adalah beberapa alasan di balik mencuatnya tren ‘Marriage is Scary‘ berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh para netizen di media sosial.

  1. Ketidakpastian Ekonomi

Salah satu faktor utama yang membuat pernikahan terasa menakutkan adalah ketidakpastian ekonomi. Biaya hidup yang terus meningkat, tingginya harga properti, dan tuntutan finansial lainnya sering kali membuat pasangan ragu untuk mengambil komitmen jangka panjang. Mereka khawatir bahwa pernikahan akan menambah beban keuangan yang sudah berat.

  1. Ketakutan Akan Kegagalan

Tingginya angka perceraian di berbagai negara juga mempengaruhi pandangan generasi muda terhadap pernikahan. Banyak yang takut bahwa pernikahan mereka akan berakhir dengan perceraian, seperti yang terjadi pada orang tua atau teman-teman mereka. Ketakutan ini sering kali diperparah oleh cerita-cerita kegagalan pernikahan yang viral di media sosial.

  1. Perubahan Nilai Sosial

Di masa lalu, pernikahan dianggap sebagai keharusan sosial. Namun, nilai-nilai ini telah berubah seiring waktu. Kini, banyak orang merasa bahwa pernikahan bukan lagi satu-satunya jalan untuk mencapai kebahagiaan. Hubungan tanpa ikatan pernikahan, seperti hidup bersama tanpa menikah, semakin diterima di banyak budaya.

  1. Tekanan Sosial dan Media

Media sosial telah menciptakan tekanan tambahan bagi banyak orang. Dari pernikahan mewah hingga gaya hidup selebriti yang glamor, gambaran tentang pernikahan ideal sering kali tidak realistis. Hal ini membuat banyak orang merasa tertekan dan takut untuk melangkah ke jenjang pernikahan jika mereka merasa tidak mampu memenuhi standar tersebut.

  1. Kehidupan Karir yang Padat

Fokus pada karir dan pencapaian pribadi juga menjadi alasan mengapa pernikahan dianggap menakutkan. Banyak profesional muda yang memilih menunda atau bahkan menghindari pernikahan demi mengejar impian karir mereka. Mereka khawatir bahwa pernikahan dapat menghambat perkembangan karir atau mengurangi kebebasan pribadi mereka.

Namun, alasan-alasan tersebut tidak bisa menjadi patokan bagaimana kehidupan pernikahan seseorang di masa depan. Lalu, bagaimana cara agar generasi muda dapat menghadapi ketakutan Ini?

  1. Komunikasi Terbuka

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi ketakutan terhadap pernikahan adalah melalui komunikasi terbuka dengan pasangan. Diskusikan harapan, ketakutan, dan tujuan bersama sebelum mengambil keputusan besar seperti pernikahan. Hal ini dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan membangun dasar yang kuat dalam hubungan.

  1. Pendidikan dan Persiapan

Mempersiapkan diri secara emosional, finansial, dan mental sebelum menikah dapat membantu mengurangi ketakutan. Mengikuti konseling pranikah atau seminar tentang pernikahan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang apa yang diharapkan dalam pernikahan dan cara menghadapinya.

  1. Menetapkan Harapan Realistis

Penting untuk menyadari bahwa tidak ada pernikahan yang sempurna. Setiap hubungan akan menghadapi tantangan, tetapi dengan komitmen dan kerja keras, tantangan tersebut dapat diatasi. Fokus pada cinta, dukungan, dan kerja sama daripada mengejar kesempurnaan.

  1. Mengeksplorasi Pilihan Lain

Jika pernikahan tidak sesuai dengan nilai atau tujuan pribadi seseorang, penting untuk menghormati pilihan tersebut. Ada banyak cara untuk membangun kehidupan yang bahagia dan memuaskan tanpa harus mengikuti jalur tradisional pernikahan.

Tren “Marriage Is Scary” mencerminkan perubahan signifikan dalam pandangan masyarakat terhadap pernikahan di era modern. Meskipun ketakutan ini nyata dan sering kali beralasan, penting untuk diingat bahwa pernikahan tetap bisa menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan jika dikelola dengan baik. Komunikasi, persiapan, dan ekspektasi yang realistis adalah kunci untuk mengatasi ketakutan ini dan membangun hubungan yang kuat dan bermakna.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral