HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPP PDI Basuki Tjahja Purnama atau akrab disapa Ahok menanggapi kabar bahwa Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet jelang akhir masa jabatannya.

Mulanya Ahok menegaskan, bahwa proses reshuffle sepenuhnya adalah hak prerogatif Jokowi sebagai Kepala Negara.

“Menurut saya itu hak prerogatif Presiden,” kata Ahok dalam keterangannya Rabu (14/8) seperti dikutip Holopis.com.

Ahok pun turut menanggapi bahwa reshuffle kabinet kali ini adalah untuk membabat para kader PDIP, termasuk nama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Ahok pun membantah keras jika hal itu bukanlah bentuk penggembosan partai jika memang Presiden Jokowi melakukannya.

“Saya kira menteri diganti tidak ada hubungan dengan menggembosi PDIP ya,” tegasnya.

Ahok kemudian memyinnggung bagaimana kasus yang harus dihadapinya dahulu hingga kemudian masuk ke bui.

“Saya ditahan aja nggak menggembosi saya kok. Selama Anda punya integritas, selama Anda mempunyai nama baik, siapa pun nggak bisa menggembosi Anda,” tuntasnya.

Sebelumnya diberitakan, isu mengenai reshuffle kabinet Presiden Jokowi kembali menguat jelang pergantian pemerintahan Oktober mendatang.

Di mana kali ini dikabarkan menteri dari PDIP akan terkena gelombang reshuffle oleh Presiden Jokowi.

Menjawab kabar tersebut, Jokowi pun tidak menampik bahwa dirinya akan melakukan reshuffle. Proses itu ditegaskan Jokowi, akan dilakukan bila memang diperlukan.

“Ya kalau diperlukan, kalau diperlukan. Saya kan udah ngomong dari dulu kalau diperlukan,” kata Jokowi dalam pernyataannya, Selasa (13/8).

Jokowi pun menegaskan, dirinya masih berhak untuk melakukan reshuffle dengan jabatannya yang masih menjabat presiden saat ini.

“Saya masih punya hak prerogatif itu,” tegasnya.