HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan penggunaan transportasi trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) seperti di IKN, bisa juga diimplementasikan di kota-kota lainnya di Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi usai meninjau moda transportasi tersebut di IKN kemarin, Selesa (14/8).
Jokowi menyebut kota-kota yang bisa menerapkan trem otonom adalah wilayah yang memiliki jalan yang lebar. Sebab, IKN memang disebut sudah didesain memiliki jalan yang lebar dan bisa dilintasi oleh trem otonom buatan China itu.
“Tadi sudah saya gunakan (trem otonom). Kota-kota lain di Indonesia saya kira semuanya membutuhkan transportasi massal yang berbasis energi hijau. Seperti contohnya Surabaya, Makassar, Medan, Bandung, saya kira sudah memerlukan transportasi massal seperti ini,” ujar Jokowi di lokasi seperti dikutip Holopis.com.
Jokowi menyebut kelebihan dari pemanfaatan trem otonom adalah biaya yang relatif murah. Sebab, pengoperasian trem otonom tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur khusus.
“Trem otonom kira-kira harganya Rp70-an miliar satu unit rangkaian. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya Rp2,3 triliun, kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per kilometer. Bedanya di situ. Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar. Sehingga tidak semua kota bisa memakai ART,” ucapnya.
Adapun saat ini di IKN, terdapat satu rangkaian trem otonom yang akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder) bagi peserta upacara Hari Kemerdekaan RI. Trem tersebut akan beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 km/jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur.
Waktu tempuh untuk satu putaran adalah 5 menit, dengan waktu tunggu di tiap halte 30 detik. Terdapat 4 halte yang akan menjadi pemberhentian trem otonom, yakni Halte Kemenko 1, Kemenko 2, Kemenko 3, serta Kemenko 4.
Trem otonom akan beroperasi menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari baterai. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, juga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.