HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mendukung adanya wacana penggunaan teknologi artificial inteligence alias AI dalam upaya penertiban penyaluran BBM subsidi.

Dikatakan Luhut, upaya penertiban dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan itu dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 50 triliun setiap tahunnya.

“Kita bisa menghemat Rp40 triliun, bahkan mungkin sampai Rp50 triliun setahun. Itu kan bisa kita gunakan yang lain,” kata Luhut dalam keterangannya, Minggu (11/8) seperti dikutip Holopis.com.

Menurut Luhut, upaya penertiban para pengguna BBM subsidi dengan AI tersebut dapat membantu penyaluran BBM yang sebagian besar ditopang oleh kas negara itu agar lebih tepat sasaran.

“Yang nggak berhak dapet (BBM subsidi), ya jangan dapet, dong,” kata Luhut.

Luhut lantas menyinggung keberhasilan inovasi e-Katalog yang mengefisienkan belanja pemerintah hingga Rp 3 ribu triliun. Dia juga menyinggung keberhasilan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) di bidang batu bara dalam mendongkrak penerimaan negara.

“Jadi, sekarang penggunaan teknologi itu benar-benar membuat efisiensi kita tinggi,” kata Luhut.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan telah menggunakan AI untuk mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi.

“Kita sudah mulai menggunakan AI untuk mengolah dan analisa data secara lebih cepat sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan akurat,” ujar Nicke.

Melalui inovasi tersebut, Pertamina mengolah sekitar 15 juta data transaksi BBM subsidi per harinya, sehingga bisa lebih cepat, akurat, dan efisien.

“Penerapan AI exception signal untuk mengolah data transaksi dari digitalisasi SPBU yang diterapkan oleh Pertamina menghasilkan cost avoidance (penghindaran biaya) Pertamina yang signifikan serta mengurangi penyimpangan distribusi BBM subsidi,” ujar Senior Vice President Integrated Enterprise Data and Command Center (IEDCC), Ignatius Sigit Pratopo.