Rabu, 18 September 2024
Rabu, 18 September 2024
NewsEkobizJokowi Perintahkan Jajaran Cari Tahu Biang Kerok PMI Indonesia Anjlok

Jokowi Perintahkan Jajaran Cari Tahu Biang Kerok PMI Indonesia Anjlok

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti Purchasing Manager Index’s (PMI) Indonesia yang mengalami pelemahan, hingga masuk ke zona kontraksi pada periode bulan Juli 2024.

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN), pada hari ini, Senin (12/8).

Kepala negara itu pun meminta jajaran menterinya untuk mencari tahu penyebab yang membuat PMI Indonesia anjlok.

“Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi,” ujar Jokowi, seperti dikutip Holopis.com di Jakarta, Senin (12/8).

Jokowi mengatakan, PMI Indonesia telah memasuki zona kontraksi setelah selama 34 bulan berturut-turut berada di zona ekspansif. Pelemahan PMI, kata dia, bahkan sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir.

“Pada bulan Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati,” tandasnya.

Jokowi lantas menyebut sejumlah kemungkinan yang berkaitan dengan pelemahan PMI, yakni kemungkinan tingginya beban impor bahan baku karena fluktuasi rupiah, melemahnya permintaan ekspor yang diakibatkan oleh gangguan rantai pasok, atau perlambatan ekonomi yang dialami oleh berbagai mitra dagang utama Indonesia.

Secara khusus, Jokowi juga menyoroti kemungkinan adanya serangan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir, yang pada akhirnya mengakibatkan pelemahan pada PMI.

“Sehingga penting belanja produk lokal, sekali lagi saya tekankan. Kemudian penggunaan bahan baku lokal, dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita,” tandas Jokowi.

Adapun sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita telah merespon pelemahan PMI Indonesia yang terjadi pada periode Juli 2024 ini. Ia menyebut telah memprediksi hal tersebut bakal terjadi.

Adapun menurut Agus, pelemahan PMI manufaktur Indonesia terjadi sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan.

“Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan,” ujar Agus, Kamis (1/8).

Dengan adanya penurunan PMI manufaktur ini, Agus menekankan pentingnya sinergi kebijakan pemerintah untuk mendukung kinerja industri manufaktur dalam negeri.

Dia meyakini, PMI manufaktur Indonesia akan segera berada pada ekspansi lagi jika pemerintah bisa segera mengembalikan kebijakan yang pro kepada industri dalam negeri.

“Posisi sektor manufaktur sudah sangat sulit karena kondisi global, termasuk logistik, sangat tidak menguntungkan bagi sektor ini. Oleh sebab itu, para menteri jangan mengeluarkan kebijakan yang justru semakin membunuh industri,” kata Agus.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Jreng! BI Turunkan Suku Bunga Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya atau BI-Rate untuk bulan September 2024 sebesar 25 basis poin, menjadi 6 persen.

Impor Pangan Melonjak, BPS Beber Penyebabnya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pangan, seperti komoditas beras Indonesia meningkat 1,50 persen selama periode Januari hingga Agustus 2024.

Dibuka Perkasa, IHSG Langsung Cetak Rekor Baru

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG cetak rekor baru di awal pembukaan perdagangan hari ini, Rabu 18 September 2024.

Harga Emas Antam Hari Ini Bikin Lemas, Harganya Turun Jadi Segini

Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias emas Antam terpantau mengalami penurunan tipis pada perdagangan hari ini, Rabu 18 September 2024.