HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas mendorong generasi muda untuk menjadi konsumen cerdas, yang turut mendukung gerakan Bangga, Beli, dan Bela buatan Indonesia.

Menurutnya keberadaan generasi muda yang dalam hal ini menjadi konsumen cerdas merupakan hal penting dalam mengembangkan sektor UMKM dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

“Di sinilah generasi muda memiliki peran tersendiri untuk menjadi garda terdepan sebagai konsumen cerdas yang mengutamakan produk dalam negeri,” ujar Zulhas dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (11/8).

Sebagai konsumen yang cerdas dan kritis, lanjut Zulhas, dipastikan para generasi muda ini akan memahami bahwa pilihannya untuk menggunakan produk-produk lokal dapat berdampak luas, khususnya terhadap perekonomian nasional.

“Jika membeli produk lokal artinya ikut meningkatkan ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Zulhas lantas membeberkan, bahwa daya konsumsi masyarakat merupakan pendukung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin di 2023, dimana kontribusi konsumsi rumah terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 56,6 persen.

Dengan demikian, saat generasi muda memilih untuk mengutamakan produk lokal, secara tidak langsung mereka berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian.

“Selalu memprioritaskan penggunaan produk lokal di tengah gempuran produk impor ilegal itu penting sekali,” tegas Mendag Zulhas.

Lebih lanjut, pria yang pernah menjabat Ketua MPR RI itu menekankan, bahwa tekad untuk menjadi konsumen yang cerdas tidak akan terpisahkan dari semangat nasionalisme mencintai produk dalam negeri.

Selain itu, konsumen cerdas juga perlu berdaya, yang mampu memahami hak dan kewajibannya dengan baik. Hal tersebut berlaku pada semua bentuk transaksi, baik daring maupun luring. Sebab, konsumen yang berdaya diyakini memiliki nasionalisme yang tinggi dalam berinteraksi dengan pasar.

Sebagai informasi, Indeks Keberdayaan Konsumen menunjukkan tren positif dan signifikan, dari 33,70 pada 2017 menjadi 57,04 pada 2023. Zulhas pun berharap angka tersebut dapat terus meningkat, sehingga tercipta pasar yang sehat dengan konsumen yang berdaya.

“Menjadi konsumen berdaya artinya teliti saat bertransaksi. Lebih dulu memastikan kredibilitas penjual dan kualitas barang, misalnya ada atau tidaknya SNI,” tandasnya.