Kamis, 19 September 2024
Kamis, 19 September 2024
NewsEkobizIndonesia Dulu Jadi Negara Penghasil Rempah Terbesar, Kini Malah Impor

Indonesia Dulu Jadi Negara Penghasil Rempah Terbesar, Kini Malah Impor

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas mengungkap kinerja ekspor komoditas rempah Indonesia yang setiap tahunnya terus mengalami penurunan.

Namun di sisi lain, total impor Indonesia terhadap komoditas impor terbilang cukup fantastis, yakni mencapai 1,5 juta ton.

“Ekspor rempah kita hampir setiap tahunnya menurun, impor rempah kita justru malah luar biasa. Total impor rempah kita itu mencapai 1,5 Juta Ton,” kata Zulhas dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (8/8).

Adapun rempah yang diimpor mencakup cabai, bawang, kopi, lada, dan cengkeh. Hal tersebut ini tentu sangat disayangkan, mengingat Indonesia dulu dikenal sebagai negara penghasil rempah terbesar di dunia.

Di sisi lain, Zulhas juga menyayangkan masih tingginya angka impor rempah lantaran potensi akan komoditas tersebut sangatlah besar, yang seharusnya bisa dipenuhi di dalam negeri.

“Cengkeh kita yang kualitasnya terbaik, kita masih banyak mengimpornya. Padahal kebutuhan rempah dunia itu potensinya sangat besar,” kata Zulhas.

Lebih lanjut, Zulhas pun mengungkap, bahwa kebutuhan pasar rempah dunia itu saat ini bisa mencapai US$ 30 miliar. Namun ironisnya, produksi rempah dalam negeri di setiap tahunnya justru mengalami penurunan.

“Potensi pasar rempah ini sangat besar, tetapi produksi di kita ini setiap tahunnya, selalu menurun,” ujarnya.

Oleh karena itu, Zulhas mendorong pemerintah untuk memperkuat Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk melakukan riset terkait tanaman hortikultura, termasuk tanaman rempah.

“Kita punya namanya BPDPKS, anggarannya besar. Selama ini fokusnya hanya pada tanaman sawit, saya mengusulkan BPDPKS dengan anggarannya bisa membuat lembaga riset,” kata Zulhas.

Zulhas mengungkapkan melalui riset bibit unggul, produksi tanaman hortikultura dan rempah bisa disesuaikan serta ditingkatkan produksinya. Sehingga, kebijakan hilirisasi produksi hortikultura dan rempah juga bisa meningkat.

“Soalnya kita tanam lengkuas di Pulau Jawa itu satu hektare hanya 1 sampai 2 ton tidak sampai. Sedangkan China itu tanam lengkuas, satu hektare bisa 15 ton. Kita kalah jauh,” kata dia.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

SRBI Makin Laku, Kepemilikannya Capai Rp 918,42 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat kepemilikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sampai dengan tanggal 17 September 2024 telah mencapai Rp 918,42 triliun.

BI Catat Penyaluran Kredit Tumbuh 11,40 Persen

Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit oleh perbankan per Agustus 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 11,40 persen secara tahunan (yoy).

BI Ramal The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga 3 Kali Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) memproyeksi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) bakal menurunkan suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 3 kali di sisa tahun 2024 ini.

Jreng! BI Turunkan Suku Bunga Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya atau BI-Rate untuk bulan September 2024 sebesar 25 basis poin, menjadi 6 persen.