“(Shelter tsunami) ada yang sudah jadi. Ada yang sudah jadi, ada juga yang bahkan sudah rusak lagi,” ucap Asep.
Adapun penyidikan kasus ini dilakukan sejak tahun 2023. Sejauh ini ini KPK baru menjerat 2 pelaku tindak pidana korupsi proyek yang merugikan negara miliaran rupiah tersebut.
Berdasarkan informasi, dua tersangka itu yakni, Aprialely Nirmala selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) dan Agus Herijanto selaku Project Manager (PM) atau Kepala Proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Saat proyek itu berlangsung, Aprialely Nirmala menjabat Kepala Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (Satker PBL) Kementerian PUPR Perwakilan NTB.
Lembaga antikorupsi tak menutup kemungkinan mengusut dugaan korupsi proyek Shelter Tsunami di daerah lain. Namun, saat ini KPK sedang fokus mengusut dugaan korupsi proyek Shelter Tsunami di NTB.
“Ini shelter tsunami tersebut ada di beberapa tempat, di daerah-daerah yang dianggap rawan. Karena kita ketahui bahwa antara kita itu ada di cincin api, ring of fire, khususnya di wilayah pantai selatan. Kita ada shelternya itu dimulai dari wilayah selatan, kemudian di wilayah seputaran Bengkulu dari selatan, kemudian di Banten juga ada, di sana-sana, wilayah pantai atau pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, nah seperti itu,” ujar Asep.