HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina memutuskan untuk mengundurkan diri dan kabur setelah demonstrasi besar-besaran memuncak di negaranya yang menuntut agar pemerintahannya mengundurkan diri.
Panglima Militer Bangladesh Waker Uz-Zaman membenarkan pengunduran diri Hasina, dan mengatakan bahwa ia akan membentuk sebuah pemerintahan sementara.
“Saya mengambil tanggung jawab penuh,” demikian disampaikan oleh Waker, dikutip Holopis.com, Senin (5/8).
Namun belum diketahui secara pasti apakah ia yang akan menggantikan posisi sementara perdana menteri yang sudah mengundurkan diri.
Ia kemudian menyampaikan kepada masyarakatnya agar tidak lagi menggunakan kekerasan dan mengembalikan perdamaian di negara mereka.
“Negara (kita) sudah cukup menderita, perekonomian sudah terkena, dan banyak orang terbunuh, ini saatnya kita menghentikan kekerasan,” katanya.
Ia pun berharap agar pidatonya tersebut bisa mengubah kondisi genting di Bangladesh saat ini.
“Saya harap sesudah pidato saya, situasinya akan berkembang,” jelasnya.
Waker pun berniat untuk membuat pemerintahan sementara dan mengadakan pembicaraan dengan partai-partai oposisi utama serta anggota masyarakat sipil.
Ia pun meminta warga, khususnya mahasiswa yang mengklaim merupakan sosok dibalik demonstran agar tenang dan membantu mereka dalam membuat pemerintahan baru.
“Sekarang tugas mahasiswa tetap tenang, dan membantu kami,” pungkasnya.
Ratusan Orang Tewas
Jumlah korban tewas dalam aksi protes besar-besaran ini diperkirakan sudah melewati angka sekitar 300 korban.
Kericuhan tersebut merupakan bentuk dari aksi protes sebagian warga Bangladesh yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Hasina pun mengatakan bahwa mereka yang melakukan aksi protes adalah teroris yang memiliki niat untuk mengacaukan stabilitas Bangladesh.
“Mereka yang melakukan protes di jalan-jalan saat ini bukanlah pelajar, tapi teroris yang ingin mengacaukan stabilitas negara,” kata Sheikh Hasina.
Para pengunjuk rasa di Bangladesh dilaporkan melakukan pemblokiran di jalan raya utama. Pengunjuk rasa yang dikabarkan merupakan mahasiswa kemudian membuat tindakan non-kooperatif untuk mendesak pengunduran diri pemerintah Bangladesh yang sudah berhasil mereka lakukan.