HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kejaksaan Agung atau Kejagung menarik 10 jaksa yang bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Para Jaksa senior itu kembali ke rumah asal lantaran masa bakti di lembaga antirasuah sudah berakhir.
“Betul, karena mereka bukan pegawai definitif di KPK dan masa perjanjian mereka sudah selesai,” ucap Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak kepada wartawan, seperti dikutip Holopis.com, Senin (5/8).
Setelah dikembalikan, kata Johanis, para jaksa senior itu biasanya mereka akan mendapatkan promosi. “Bisa jadi Kajari, Asisten, Wakil Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Tinggi, Sekretaris Jaksa Agung Muda, Jaksa Agung Muda dan Wakil Jaksa Agung,” tutur Johanis.
Johanis memastikan proses penuntutan di KPK tak akan terganggu. Mengingat lembaga antikorupsi dapat meminta lagi jaksa Kejagung untuk bekerja dj KPK.
“KPK bisa meminta lagi (adanya jaksa, red) kepada Jaksa Agung,” imbuh Johanis.
Dikabarkan salah satu jaksa yang dikembalikan adalah eks Juru Bicara KPK bidang Penindakan Ali Fikri. Dikonfirmasi hal itu Johanis mengamininya.
“Setahu saya begitu,” tandas Johanis.
Terpisah, Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar mengatakan, pihaknya akan mengirimkan jaksa lainnya ke KPK untuk menjalankan proses penuntutan.
“Mekanismenya itu akan dilakukan seperti sebelum-sebelumnya,” kata Harli.
Harli menyebut 10 jaksa senior yang diminta pulang sebagai bentuk penyegaran. Mengingat mereka sudah bertugas cukup lama di KPK. Harli memastikan kepulangan para jaksa dilakukan tidak berkaitan dengan kasus tertentu yang sedang ditangani KPK.
“Memang itu sudah masuk program penyegaran karena mereka sudah bertugas rata-rata 10 sampai 12 tahun. Tidak ada kaitannya dengan penanganan perkara, itu tegas,” ucap Harli.
