Terlebih, ERIA sendiri diketahui akan melakukan Kajian Rantai Pasok Semikonduktor di ASEAN dan India. Asia Tenggara diproyeksikan akan memiliki 10 persen pangsa perakitan dan pengujian semikonduktor global pada tahun 2027.
“Skema insentif yang dilakukan India, dapat menjadi referensi bagi Indonesia,” tutur Airlangga.
Indonesia saat ini, lanjutnya, perlu mempersiapkan ekosistemnya secara matang. Sebab, revenue di pasar semikonduktor di Indonesia diproyeksikan mencapai USD2,9 miliar pada tahun 2029. Oleh karena itu, Indonesia perlu mempersiapkan ekosistemnya secara matang.
Sementara terkait ekonomi digital, ERIA akan memberikan dukungan dalam bentuk riset, dukungan kebijakan untuk transformasi digital, dan dukungan ekosistem start-up di kawasan melalui platform E-DISC (ERIA Digital Innovation and Sustainable Economy Centre).
Pemerintah Indonesia sendiri telah meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 sebagai panduan bagi pemangku kepentingan ekonomi digital.
Sementara di tingkat kawasan, kepemimpinan Indonesia ditunjukkan dengan inisiasi perundingan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) pada Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 lalu.