HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengklaim hilirisasi di sektor nikel memberikan dampak besar terhadap peningkatan ekonomi hingga 10 kali lipat.

Hal itu dapat dilihat melalui keuntungan ekspor produk turunan nikel yang semula hanya sebesar 3,3 miliar dolar AS pada 2017, meningkat menjadi 33,5 miliar Dolar AS pada tahun 2023.

“Begitu kita setop (ekspor nikel), kemudian kita bangun industri, kita bangun hilirisasi, ekspor kita sekarang di 2023 sudah mencapai 33,5 miliar Dolar AS, 10 kali lipat naiknya,” terang Bahlil, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (31/7).

Bahlil menerangkan, pengolahan bijih nikel atau nickel ore menjadi nikel sulfat memiliki nilai jual hingga mencapai 11,4 kali lipat lebih tinggi.

Sementara katoda memiliki nilai jual 37,5 kali lipat lebih tinggi dari bijih nikel, serta pengolahan bijih nikel menjadi sel baterai memiliki nilai jual lebih mahal lagi, yakni sebesar 67,7 kali lipat.

Bahlil lantas mengungkapkan, program hilirisasi nikel yang selama ini menjadi andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga membuat Indonesia menjadi salah satu produsen baja nirkarat (stainless steel) terbesar di dunia.

Indonesia, kata dia, juga menjadi negara potensial dalam pengembangan investasi energi terbarukan, khususnya baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Bahan baku daripada mobil listrik itu adalah mangan, cobalt, lithium, dan nikel. Nikel di Indonesia Itu cadangannya 25 persen dari total nikel dunia,” kata Bahlil.